Potensi Pasar Animasi RI Cukup Besar

Animasi Indonesia
Sumber :
VIVA.co.id
RI Tolak Kebijakan Kemasan Rokok Tanpa Merek di Australia
- Kementerian Perdagangan mengklaim potensi pasar animasi di Indonesia cukup besar. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan pasar industri media dan hiburan Indonesia juga sangat pesat di mana terdapat 826 layar bioskop, 13 stasiun terrestrial televisi, 12 jaringan televisi, dan 20 stasiun televisi berbayar.

Bahas Produksi Lada, Enam Negara Duduk Bareng
 
Strategi Mendag Atasi Calo Daging Sapi
Demikian ungkap Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak, di Kementerian Perdagangan di Jakarta, Senin 22 Juni 2015.

“Permintaan produk animasi di dalam negeri sangatlah besar. Tidak hanya di dalam negeri, permintaan produk animasi di pasar luar negeri bahkan jauh lebih besar dengan nilai keuntungan yang sangat menjanjikan," kata Nus.


Selain itu, dia menambahkan bahwa kekayaan alam dan budaya yang luar biasa di Indonesia dapat menjadi inspirasi kreatif dalam menciptakan karya animasi, dan menjadi keunikan yang membedakan dengan produk animasi negara lain.


Selain itu, pertumbuhan jumlah animator, jumlah studio animasi, dan berkembangnya komunitas-komunitas animasi di Indonesia saat ini menunjukan sumber daya kreatif animasi di Indonesia sudah mulai berkembang mewarnai industri kreatif Indonesia.


Nus melanjutkan, film-film animasi lokal sudah ditayangkan di sejumlah stasiun televisi Indonesia, seperti "Keluarga Somat", "Adit & Sopo Jarwo", dan "Si Entong". Film-film animasi lokal pun juga mendapatkan penghargaan internasional. Sebut saja "The Escape" dan "Battle of Surabaya".


Ada juga film animasi Indonesia yang terkenal, yaitu "Lakon Pada Suatu Ketika". Film tersebut diunggah di Youtube dan disebut-sebut sebagai Transformer ala Indonesia.


Meskipun demikian, nilai ekspor produk animasi masih relatif kecil. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor subsektor film, video, fotografi, dan animasi pada tahun 2010 baru mencapai Rp595 miliar, meningkat pada tahun 2013 dengan nilai mencapai Rp639 miliar.


Nus melanjutkan, pihaknya pun mendorong promosi potensi industri animasi. Salah satunya dengan mendukung pelaksanaan Baros International Animation Festival (BIAF) 2015 yang akan dihelat pada 7-10 Oktober 2015.


"Dengan kegiatan seperti BIAF ini, pemerintah optimistis ke depan dunia animasi Indonesia akan tumbuh semakin besar sehingga kebutuhan impor film, video, fotografi, dan animasi makin berkurang," kata dia.


Sekadar informasi, BIAF 2015 terselenggara berkat kerja sama Pemerintah Kota Cimahi dengan Baros Creative Partner dan didukung Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan.


Acara ini akan dihelat di Gedung Baros Information Technology Creative  dan The Edge Super Block Valore Hotel, Cimahi, Jawa Barat.


Kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan potensi dan kualitas karya-karya animasi terbaik, serta membangun koneksi global bagi industri animasi Indonesia.


Tahun lalu, BIAF sukses dihadiri enam ribu pengunjung dan diikuti 48 partisipan yang terdiri dari 25 studio animasi Indonesia, lima perguruan tinggi, serta 18 studio  games dan komik Indonesia.


Para pembicara yang dihadirkan ialah beberapa profesional animasi Indonesia, bahkan ada pula yang telah bekerja di studio animasi San Fransisco dan Singapura. Hadir pula pembicara internasional dari Prancis, Singapura, Malaysia, Iran, Selandia Baru, Jerman, dan Filipina.


BIAF tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ke-3 kalinya dengan mengangkat tema "One Motion for Million Frame", yang berarti diharapkan penyelenggaraan BIAF dapat menjadi pintu gerbang bagi animator Indonesia untuk bersaing ke pasar global. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya