- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional menerima tamu dari Korea Selatan yang diwakili oleh Cho Beckhee, Direktur Bisnis Korea Land and Geospatial Information Corporation, salah satu BUMN Korea Selatan pada sektor pertanahan.
Kedatangannya tersebut dengan maksud menawarkan kerja sama land information system atau sistem informasi lahan.
Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan mengatakan, Korea mempunyai keunggulan dalam pengelolaan sistem informasi lahan. Untuk itu, kementerian akan bekerja sama dengan Korea Selatan.
"Dulu tidak semua tanah-tanah di Korea Selatan itu terdaftar. Mereka terus membangun sistem sampai akhirnya menemukan sistem ini," ujar Ferry, di Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Jakarta, Selasa, 23 Juni 2015.
Menurut dia, Korea Selatan merupakan negara yang sudah matang dan berpengalaman dengan masalah pengelolaan lahan. Pengalaman itu yang akan dipelajari oleh Indonesia. Adapun, jenis teknologi yang ditawarkan dalam pertemuan tersebut adalah sistem pemetaan wilayah yang memuat informasi mengenai status lahan, keberadaan infrastruktur di suatu kawasan, dan informasi lain mengenai pertanahan dan tata ruang.
"Dulu Korea Selatan mengalami hal yang sama dan masih terpecah penanganan agrarianya. Saat membangun terowongan bawah tanah, tiba-tiba terkena pipa gas. Karena, tidak ada informasi yang terintegrasi antarkementerian," ujarnya menambahkan.
Ferry menjelaskan, langkah kerja sama yang akan segera diambil adalah dengan membentuk tim kecil terlebih dahulu serta pengembangan teknologi untuk membangun Indonesia land information system.
"MoU (memorandum of understanding)nya akan dilakukan dalam waktu dekat dengan Menteri Pertanahan, Transportasi, dan Infrastruktur Korea Selatan."
(mus)
