BI: Indonesia Hadapi Tantangan Struktural dan Daya Saing

Industri Rumahan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru
VIVA.co.id
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
- Konsumsi energi di Indonesia terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi dan berlanjutnya ekspansi kelas menengah. Di sisi lain, negara dihadapkan pada kenyataan bahwa produksi energi saat ini masih terbatas.

Minat Investasi Tak Terpengaruh Aksi Demo 4 November

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, mengatakan, negara masih menghadapi ketidakseimbangan antara sisi penawaran dan permintaan terutama pada Bahan Bakar Minyak (BBM), listrik, dan gas.
IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya


"Ketersediaan BBM, listrik, dan gas merupakan prasyarat untuk sektor industri dan penguatan daya saing ekspor Indonesia," kata Mirza dalam acara diskusi bertema "Meningkatkan Kedaulatan Energi," di Banjarmasin, 29 Juni 2015.


Mirza mengungkapkan, Indonesia saat ini masih menghadapi tantangan stuktural dan risiko seperti daya saing industri, menciptakan, dan meningkatkan kualitas modal dasar pembangunan.


Untuk itu, lanjutnya, Bank Indonesia bersama pemerintah telah menetapkan upaya dan kebijakan guna mendorong kedaulatan energi, salah satunya meningkatkan efisiensi dalam penggunaan energi, serta memanfaatkan potensi sumber daya air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).


"Hal ini perlu adanya dukungan seluruh pihak untuk meningkatkan kedaulatan energi di Indonesia," ujar dia.


Lebih lanjut, dia mengatakan, dengan kebijakan dan strategi khusus untuk mendongkrak kedaulatan energi, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2019 dapat tumbuh mencapai 6,5 persen.


"Pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 6,5 persen dengan tingkat inflasi menurun sesuai target jangka menengah dan defisit transaksi berjalan yang lebih sehat," tutur Mirza.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya