Kebijakan Menteri Ekonomi Jokowi Dinilai Terlalu Muluk-muluk

Para ekonomo dipanggil Presiden Jokowi ke Istana Negara.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Nila Chrisna Yulika
VIVA.co.id
Mengoptimalkan Aset Negara
- Kementerian bidang ekonomi di pemerintahan Presiden Joko Widodo terus menjadi sorotan publik. Selain karena dianggap tidak mampu memperbaiki sektor perekonomian Indonesia, para menteri ekonomi ini dinilai sudah tidak memiliki kredibilitas.

Strategi Menhub Jangkau Konektivitas Daerah Terpencil
Pengamat Ekonomi yang juga Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM), Tony Prasetiantono mengatakan, dengan kondisi itu langkah untuk mereshuflle kabinet bidang ekonomi menjadi hal yang mutlak harus dilakukan oleh Jokowi.

Pulau Tax Haven, Untung Rugi Masih Dikaji
"Kenapa harus direshuffle? Ya karena banyak menteri di bidang ekonomi saat ini targetnya tidak telaksana. Mereke terlalu optimis, targetnya terlalu tinggi. Padahal saat ini pelemahan ekonomi sedang melanda Indonesia," ujar Tony saat menghadiri acara ANZ Market Insight, di Raffles Hotel, Jakarta, Kamis 2 Juli 2015

Menurut Tony, para menteri bidang ekonomi terlalu banyak membuat publik terbuai dengan optimisme yang dituangkan di setiap programnya. Padahal, hal itu menurutnya justru menjadi hal yang muluk-muluk.

"Tidak ada aksi konkrit yang dilakukan, contohnya, target penerimaan perpajakan yang terlampaui tinggi, yakni naik dari Rp1.072 triliun pada tahun lalu ke angka Rp 1.484 triliun pada tahun ini," katanya

Selain itu, Tony memberikan contoh lainnya, yakni target Menteri Perdagangan yang menginginkan peningkatan ekspor sebesar 300 persen selama lima tahun ke depan, hal itu dianggapnya sebagai target yang tak realistis.

"Ada yang mau meningkatkan pajak tapi pertumbuhan ekonomi kita sedang melambat, kuartal I saja 4,7 persen. Lalu ada juga menteri yang yakin bisa swasembada pangan dalam tiga tahun. Tapi begitu melihat aksi dan realisasinya, ternyata cukup berbeda," tambahnya

Hal itu, kata Tony, yang membuat banyak para pelaku pasar modal  meragukan aksi yang dilakukan para menteri ekonomi ini.

Lebih lanjut menurutnya, saat ini Indonesia sudah seharusnya membutuhkan sosok ekonom yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pasar.

"Saya kemarin berkunjung ke Istana (Presiden), ketemu Pak Jokowi. Saya ngobrol, dan mengatakan jajaran menteri ekonominya tak ada yang punya kemampuan seperti yang diharapkan," kata dia.

Setelah itu, Tony mengaku, Jokowi langsung mengatakan akan segera memasukan seorang ekonom ke dalam kabinetnya apabila ekonom tersebut memiliki star power, yaitu kekuatan yang bisa memengaruhi pasar.

"Dengan kata lain, apa yang ekonom itu katakan, bisa memengaruhi reaksi pasar. Asumsi saya, Menteri Koordinator Perekonomian dan Menteri Keuangan perlu diganti oleh Jokowi, karena itu yang paling vital dari sektor perekonomian," ujarnya. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya