Dirjen Kelautan Sidak Pengolahan Ikan di Surabaya

Dirjen Kelautan Saut P. Hutagalung
Sumber :
  • Viva.co,id/Tudji Martudji
VIVA.co.id
Luhut Bantah Bakal Buka Investasi Asing Sektor Perikanan
- Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Saut P. Hutagalung, mengatakan pemerintah sangat mendukung industri pengolahan ikan di Indonesia.

Menteri Susi: 4 Kapal Baru untuk Berantas Pencurian Ikan

Untuk kepentingan itu, semua pihak diminta ikut membantu menjaga ketersediaan bahan baku yang berkualitas.
Ini Kecanggihan Orca, Kapal Baru Pemburu Pencuri Ikan


"Itu guna mewujudkan kelangsungan industri perikanan ‎berkelanjutan dan berdaya saing," kata Saut P Hutagalung, saat melakukan Sidak dan Safari Ramadhan di PT Bumi Menara Internusa di Jalan Margomulyo, Surabaya, Jumat 3 Juli 2015.


Saut menyebut, peluang untuk menjadi industri pengolahan ikan yang besar cukup menjanjikan. Selain nelayan dan pengusahanya banyak yang tangguh, ketrampilan pekerja di industri pengolahan ikan juga handal.


"Kita lihat SDM pengolahan ikan di sini cukup handal. Mereka sangat telaten menjalankan pekerjaannya," tambah Saut.


Selanjutnya, pemerintah akan terus mengupayakan pengadaan bantuan dalam bentuk berbagai mesin pengolahan yang dibutuhkan. "Intinya, tenaga terlatih dan teknologi tersedia. Ini sebuah potensi yang harus terus kita kembangkan," tambahnya.


Guna mewujudkan cita-cita itu, pihaknya juga minta hulu dan hilir harus bersinergi secara kuat dan membangun iklim usaha yang mampu bersaing dengan negara-negara lain di pasar global.


"Selain itu, kita juga tidak boleh meninggalkan pasar lokal. Karena dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa, itu merupakan pasar yang besar yang harus kita rebut," ujarnya.


Sementara itu, Direktur PT Bumi Menara Internusa, Aris Utama mengaku menyambut baik semangat pemerintah untuk memajukan industri pengolahan hasil laut di dalam negeri.


"Kami menyambut baik sinergi dengan pemerintah. Ke depannya, kita harapkan lebih baik lagi. Tentunya, dengan ikut memikirkan dan menjaga ketersediaan bahan baku. Karena dari tahun ke tahun, pasokan udang dalam negeri terus menurun," kata Aris.


Untuk menyiasati tingginya ongkos produksi karena minimnya bahan baku, pihaknya melakukan pengurangan kerja
shift
, dari sebelumnya tiga menjadi hanya dua.


Dan, untuk pengembangan usaha yang tidak hanya untuk keperluan ekspor, pihaknya menyambut baik.


"Untuk pasar dalam negeri, kita juga mengajak pola masyarakat mulai berubah. Dengan memahami bahwa bahan baku beku tidak lebih buruk dari yang
fresh
," katanya.


Aris menyebut, perusahaan yang dia pimpin memang 99 persen produknya terserap untuk pasar luar negeri. Tetapi, dengan semangat yang diberikan pemerintah dengan mengusahakan ketersediaan bahan baku, pihaknya berjanji akan melakukan pemenuhan untuk kebutuhan dalam negeri. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya