Lebaran, Ayam Ingkung Mbah Demang Banjir Pesanan

Ayam ingkung Mbah Demang, Bantul
Sumber :

VIVA.co.id - Makan dengan lauk ingkung ayam biasanya hanya dilakukan saat acara selamatan digelar seperti ulang tahun, peresmian gedung baru dengan potong tumpeng, selanjutnya makan bersama dengan nasi tumpeng dan lauk ingkung ayam.

Namun, dengan berkembangnya waktu makan dengan lauk ingkung ayam kini sudah menjadi kuliner yang dapat ditemui sehari-hari, terutama di Dusun Bergan, Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Di Dusun Bergan tersebut, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini menjadi salah satu Dusun yang merupakan sentra kuliner ingkung ayam Jawa asli yang lumayan di kenal di Yogyakarta.

Salah satu warung makan ingkung ayam Jawa asli yang kini menjadi rujukan pecinta kuliner adalah warung makan ingkung ayam asli Jawa "Mbah Demang" yang telah berdiri sekitar satu setengah tahun yang lalu.

Adalah Sigit Wahyono Murti (54) pemilik sekaligus perintis berdirinya warung makan ingkung ayam Jawa asli "Mbah Demang" yang pada awal berdirinya hanya ditengani oleh keluarganya.

"Awalnya, kita hanya bertiga saja. Saya, istri dan anak saya yang menyiapkan menu makanan ingkung ayam beserta menu lainnya seperti sambal, lalapan, sayur onthel pisang, ikan wader goreng, dan nasi gurih," kata Sigit kepada VIVA.co.id, Sabtu 4 Juli 2015.

Modal untuk mendirikan warung makan ingkung ayam sendiri yang cukup menelan biaya adalah membuat gasebo permanen dihalaman rumah, sedangkan untuk bahan untuk membuat ingkung ayam terbilang murah.

"Beberapa alat memasak sudah kita miliki dan selama ini yang utama untuk memasak ingkung ayam adalah kayu bakar, karena memasak dengan gas elpiji akan lama dan ayam tidak akan empuk, atau lunak,"ujarnya.

Menurut Sigit, bulan Ramadhan seperti saat ini, jika siang hari memang sepi, namun justru pesanan meningkat lebih dari 100 persen, baik untuk paket buka bersama yang di kirim ke tempat lokasi buka bersama, atau melakukan buka bersama di warung.

"Kalau hari biasa kita menghabiskan sekitar 10 hingga 20 ekor ayam, namun saat bulan Ramadhan seperti ini, justru bisa menghabiskan 40 hingga 50 ekor per harinya," katanya.

Pesanan untuk buka bersama dengan makan di warung kata Sigit dijual dengan harga yang sama, yaitu satu paket lengkap Rp150 ribu yang terdiri satu ekor ayam ingkung, sambal, lalapan, sayur onthel pisang, nasi gurih yang bisa disantap untuk lima orang dewasa. "Bahkan, dengan uang Rp150 ribu per paket tersebut sudah ada bonus wader gorengnya," ujarnya.

Selama bulan Ramadhan hingga usai Lebaran mendatang sudah banyak pesanan yang masuk. Rata-rata pesanan untuk disantap 50 hingga 100 orang.

"Saya pun harus menambah tenaga yang sehari-hari hanya enam orang, nantinya butuh sekitar 12 orang untuk melayani pesanan dan juga konsumen yang menyantap di warung," ungkapnya.

Industri Makanan Kemasan Jawara di ASEAN



Menurutnya disaat bulan Ramadhan seperti saat ini, dengan pesanan hingga 50 paket mampu mengantongi uang kotor sekitar Rp7,5 juta per harinya. Sedangkan saat hari biasanya paling banyak hanya Rp3 juta. "Lumayan bisa untuk menyekolahkan anak dan membayar pegawai yang bekerja di warung makan saya," ujar Sigit.

Tri Titik Surtiati (47), istri dari Sigit mengaku bulan Ramdhan seperti saat ini merupakan hari yang tersibuk, karena harus membuat banyak pesanan untuk acara buka bersama baik di instansi pemerintah maupun instansi swasta termasuk membuatkan pesanan nasi tumpeng lengkap dengan ingkung ayamnya.

"Untuk urusan membuat nasi tumpeng ini cukup lama karena banyak menu makanan yang harus diolah dan jumlah cukup banyak," ujarnya.

Apalagi banyak konsumen yang juga memesan menu lain selain ayam ingkung, seperti opor ayam jawa ataupun ingkung ayam goreng.

"Untuk ingkung ayam yang biasa cukup direbut, namun kalau ayam ingkung goreng harus melalui dua proses, yaitu direbus dan digoreng sebelum disajikan,"katanya.

Tri mengaku meski ingkung ayam dagingnya cukup lunak, namun tidak menggunakan alat presto seperti warung makan lainnya, namun hanya dengan memasak ingkung ayam dalam waktu dua jam dengan tungku dan kayu bakar sehingga apinya cukup besar.

"Agar bumbu tetap meresap dalam daging ingkung ayam, maka tidak saja kuah yang dibumbui, namun di bagian dalam ayam ingkung juga dimasuki bumbu, sehingga meresap sampai kedalam tulang ayam ingkung,"ujarnya.

Agar rasanya cukup gurih, maka ayam yang akan dijadikan ingkung menggunakan ayam betina, karena rasa daging lebih gurih dibandingkan ayam jantan.

"Usia ayam betina pun sekitar enam bulan, atau ayam betina dere, sehingga dagingnya tidak terlalu keras untuk disantap dan ukurannya pas untuk disantap sekitar 4 - 5 orang," tuturnya.

Diakui Tri, di Dusun Bergan saat ini mulai banyak warga yang mendirikan warung makan ingkung ayam Jawa asli, sehingga persaingan cukup ketat.

"Meski ketat, kita memiliki pelanggan tetap dan memberikan pelayanan lebih baik, sehingga pelanggan tidak akan berpaling ke warung makan ingkung ayam di tempat lain," kata dia. (asp)

Bersaing di MEA, Koperasi Jadi Solusi Pengusaha Kecil
Lazada Indonesia berikan jalur untuk globalkan produk UKM lokal

Lazada Beri Jalur Globalkan Produk UKM Lokal

Produk dari 12 UKM telah didistribusikan di Malaysia

img_title
VIVA.co.id
8 Agustus 2016