- REUTERS/Dimitris Michalakis
VIVA.co.id - Hasil referendum Yunani, Minggu 5 Juli 2015, yang menyatakan rakyat Yunani menolak penawaran dana talangan pada kreditor telah menyebabkan mata uang Euro tertekan.
Mata uang euro melemah hingga lebih dari satu persen terhadap mata uang utama dunia. Dikutip dari Reuters, Senin 6 Juli 2015, mata uang euro sempat anjlok 1,5 persen terhadap mata uang Jepang, Yen.
Nilai tukar euro pun merosot 1,2 persen terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Minggu malam di New York. Nilai tukar euro sempat berada di level US$1.09, sebelum akhirnya menguat sedikit pada Senin menjadi US$1,10.
Yunani sudah menolak penawaran para kreditor yang mensyaratkan untuk melakukan penghematan anggaran lebih lanjut, sebagai imbal balik mendapatkan dana talangan. Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras, mengecam prasyarat itu dengan menyebutnya sebagai "pemerasan," sebuah "penghinaan" nasional.
Sementara para pemimpin Uni Eropa bersiap mengadakan pertemuan pada Selasa, 7 Juli 2015.
"Anda telah membuat keputusan berani. Mandat yang Anda berikan kepada saya bukan mandat untuk berpisah dengan Eropa, tetapi sebuah mandat untuk memperkuat posisi tawar kita guna mencari solusi yang dapat berlanjut terus," kata Tsipras dalam pidatonya di televisi.
Hasil referendum "tidak" pada penawaran dana talangan Uni Eropa mengancam keberadaan Yunani dari zona euro. Sekaligus menyebabkan Yunani tak mendapatkan dana darurat dari Bank Sentral Uni Eropa untuk menopang perekonomian mereka. (one)