- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Hasil referendum Yunani yang menolak tawaran dana talangan (bailout) Uni Eropa menjadi sentimen negatif bagi pasar global, termasuk Indonesia.
Beberapa negara Asia seperti Jepang dan Korea Selatan telah mengambil langkah untuk mengantisipasi gejolak ekonomi global pasca hasil tersebut.
Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, Senin, 6 Juli 2015, menyatakan pemerintah akan terus menjaga fundamental ekonomi guna mengantisipasi apabila ada dampak signifikan terhadap perekonomian dalam negeri terkait mengenai hasil referendum Yunani.
"Yang penting dijaga. Jadi fundamental ekonomi tidak terganggu," kata Bambang kepada VIVA.co.id di Gedung DPR RI.
Indeks bursa saham di Asia merosot hingga lebih dari satu persen akibat sentimen negatif pasar atas referendum Yunani. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), hari ini, ditutup anjlok 1,32 persen ke posisi 4.916,74.
Dia mengatakan krisis Yunani memang berpengaruh terhadap pasar saham dunia termasuk Asia. Tetapi, hasil referendum Yunani hanya bersifat sementara (temporer).
"Itu hanya gejolak pasar. Bukan sesuatu yang permanen kok," katanya.
Sekadar informasi, hasil referendum Yunani, Minggu, 5 Juli 2015, yang menyatakan rakyat Yunani menolak tawaran dana talangan pada kreditor menjadi sentimen negatif bagi pasar. Bahkan, hasil tersebut menyebabkan pelemahan terhadap Euro. (ms)