- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Upah nominal buruh tani dan buruh informal perkotaan naik pada Juni 2015, sedangkan upah riilnya turun. Ada pun upah nominal buruh tani nasional naik sebesar 0,15 persen, dari Rp46.386 pada Mei menjadi Rp46.458 pada Juni 2015.
"Sedangkan upah riilnya turun dibandingkan Mei 2015, yaitu dari Rp38.383 menjadi Rp38.183," kata Kepala BPS Suryamin di kantor pusat BPS, Jakarta, Rabu 15 Juli 2015.
Menurut dia, perkembangan upah nominal buruh informal perkotaan juga mengalami hal serupa dengan buruh tani: upah nominal naik, sementara upah riil turun.
Tercatat, upah buruh bangunan naik tipis sebesar 0,19 persen dari Rp80.087 pada Mei menjadi Rp80.237 pada Juni 2015. Upah riilnya pada Juni turun 0,35 persen, dari Rp67.019 menjadi Rp66.786.
Sedangkan pada Juni 2015, rata-rata upah nominal buruh potong rambut wanita per kepala naik 0,19 persen dari Rp23.310 menjadi Rp23.354 dan upah riil turun 0,35 persen dari Rp19.507 menjadi Rp19.439. Begitu pula dengan upah pembantu rumah tangga (PRT) per bulan.
Tercatat, upah PRT pada Juni naik 0,36 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari Rp350.247 menjadi Rp351,497. Upah riilnya pun turun 0,18 dari Rp293.094 pada Mei 2015 menjadi Rp292.572 pada Juni 2015.
Suryamin mengatakan, perubahan upah riil menggambarkan perubahan daya beli dari pendapatan yang diterima buruh, seperti buruh tani, buruh industri, dan buruh informal perkotaan. Mereka adalah golongan masyarakat berpenghasilan rendah.
Rendahnya upah riil ini menandakan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah itu juga rendah. "Semakin tinggi upah riil, maka semakin tinggi daya beli upah buruh. Begitu pula sebaliknya," kata dia. (asp)
Cari Data Investasi Lebih Akurat BKPM Gandeng BPS
Dengan data yang akurat membuat kepercayaan investor meningkat.
