Penurunan DP Tak Dongkrak Penjualan Otomotif

Wanita Cantik Pemanis Pameran IIMS 2014
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Upaya Bank Indonesia (BI) mengeluarkan peraturan baru tentang penurunan ketetapan uang pangkal (Down Payment/DP) minimal 30 persen menjadi 25 persen belum bisa memaksimalkan penjualan dalam bisnis otomotif roda empat.

BI Tak Akan Perlonggar Uang Muka Kredit Motor

Staf Khusus Bidang Perdagangan Potensi Industri Nasional Kementerian Perdagangan Johnny Darmawan mengatakan, dalam menjalankan bisnis industri otomotif kendaraan roda empat dibutuhkan tiga faktor penting. Tiga faktor itu di antaranya meliputi faktor ketersedian modal, kedua excange rate, dan ketiga adalah interest rate.

"(Kebijakan) itu kan terjadinya setelah terjadi krisis, dimana excange rate sudah parah, sudah cukup drop. Itu yang memperngaruhi dari tiga faktor itu," kata Johnny di kantor Kemendag, Jakarta, Rabu, 23 Juli 2015.

Tak hanya itu, kebijakan BI yang menyatakan akan mengetatkan di dua industri, yaitu otomotif dan properti juga membuat pergerakan industri otomotif cukup terganggu penjualannya.

Harapan BI dari Penerapan 7 Days Repo Rate

"Sebenarnya dari dua sampai tiga tahun lalu, saya merasa otomotif akan terus ketahan. Itu juga yang menyebabkan problem excange rate yang sebesar 13 ribu. Sedangkan kita daya belinya kurang, karena komoditinya tidak ada, jadi excange rate meningkat," ujarnya menambahkan.

Johnny mengatakan, belum jelasnya peraturan pemerintah terkait masalah pajak, dan LTV juga mempengaruhi sektor industri otomotif di Tanah Air.

Aliran Dana Asing ke RI Tembus Rp130 Triliun

"Jadi faktornya ada yang berbentuk makro, juga mikro. Meski otomotif itu kebutuhan secondary masyarakat semakin membutuhkan," ujar Johnny.

Dengan kondisi ekonomi Indonesia yang belum stabil, industri otomotif diharapkan masih terus berbicara banyak jika dilihat dari segi pemasaran.

"Tapi saya percaya bahwa otomotif tetap menjanjikan. Kita bisa bersaing dengan negara-negara tetangga seperti Thailand dan Korsel, bahkan Jepang," ujar Ketua III Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) ini.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya