Pangan Langka, Peternak Sapi Diajari Olah Makanan Bergizi

Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sahlan Kurniawan
VIVA.co.id
Nida Jadi Mahasiswa Termuda UGM
- Musim kemarau melanda beberapa daerah di Jawa, hal tersebut tidak hanya menyulitkan petani karena terancam gagal panen. Para peternak sapi di daerah Blora, Jawa Tengah, pun mengeluh kesulitan mencari pakan ternaknya karena kekeringan. 

Kendala Bulog Pengadaan Sapi Dari Nusa Tenggara
Sebagai ganti rumput hijau, para peternak di daerah tersebut memberikan jerami kering untuk memenuhi kebutuhan ternaknya. Hal tersebut terpaksa dilakukan meskipun, pemberian jerami padi kering dalam jangka waktu lama belum mampu mencukupi kebutuhan nutrisi ternak.

UGM Ciptakan Alat Deteksi Zat Berbahaya pada Makanan
Kondisi tersebut mendorong para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unversitas Gadjah Mada (UGM)  memberikan pelatihan pengolahan jerami padi fermentasi bagi masyarakat Desa Kebonrejo, Kecamatan Banjarejo, Blora Jawa Tengah. Selain memberikan penyuluhan, masyarakat diajak langsung melakukan praktik pembuatan jerami fermentasi. 

"Jika pemberiannya sampai lima bulan, jerami biasa bisa membuat sapi kekurangan nutrisi, karena kadar protein kasar dari jerami padi kering sangat rendah berkisar antara 3-4 persen saja," kata Koordinator mahaisswa KKN, Abdussalam Al Ghozali, Jumat 24 Juli 2015.

Pengolahan jerami padi kering menjadi jerami padi fermentasi ini menurutnya dapat menjadi alternatif pangan ternak ketika sedang kekeringan. Bahkan menjadi pakan komplit dengan penambahan bekatul (bagian dari padi) sehingga kualitasnya dapat meningkat. 

"Kami beri pelatihan ini untuk mendukung pengadaan pakan sapi yang berkualitas di Blora," jelasnya.

Seperti diketahui Kabupaten Blora adalah salah satu daerah lumbung sapi potong di Jawa Tengah. Setidaknya 16-17 persen popupasi sapi Jawa Tengah berada di wilayah ini. Ghozali mengatakan bahwa di Desa Kebonerjo ini hampir setiap kepala keluarga memiliki ternak sapi. 

Oleh sebab itu, kegiatan peningkatan kualitas stok pakan jerami padi ini menjadi penting untuk disampaikan kepada warga setempat untuk menjaga kelangsungan bisnis para peternak.

"Warga sangat antusias mengikuti sosialisasi dan pelatihan pembuatan jerami padi fermentasi ini. Bahkan tidak sedikit yang mengungkapkan ingin mencoba mengolah jeraminya menjadi jerami fermentasi," tambahnya. 

Sementara itu,  Dosen Pembimbing Lapangan Mahasiswa KKN UGM, Bambang Suwignyo mengatakan, kadar protein jerami yang telah difregmentasikan dapat meningkat dari 3-4 persen menjadi 7-8 persen. 

"Upaya peningkatan kualitas pakan ternak salah satunya lewat pengolahan jerami padi kering penting dilakukan untuk mendukung usaha peternakan di Indonesia," ungkapnya. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya