Sumber :
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVA.co.id
- Konsumen Indonesia ternyata lebih mengkhawatirkan masalah ekonomi daripada masalah kesehatan. Hal ini berdasarkan temuan Nielsen Global Survey of Consumer Confidence and Spending Intentions.
"Pada kuartal kedua ini, konsumen Indonesia masih mengkhawatirkan keadaan ekonomi," kata Managing Director Nielsen Indonesia, Agus Nurudin, dalam konferensi pers " Consumer Confidence Indonesia Consumers Concerns and Spending Intentions Q2 2015 " di kantor Nielsen, Mayapada Tower, Jakarta, Rabu 29 Juli 2015.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
"Pada kuartal kedua ini, konsumen Indonesia masih mengkhawatirkan keadaan ekonomi," kata Managing Director Nielsen Indonesia, Agus Nurudin, dalam konferensi pers " Consumer Confidence Indonesia Consumers Concerns and Spending Intentions Q2 2015 " di kantor Nielsen, Mayapada Tower, Jakarta, Rabu 29 Juli 2015.
Agus mengatakan bahwa tingkat kekhawatiran masyarakat Indonesia tentang ekonomi pada kuartal II tahun ini sebesar 37 persen. Angka ini meningkat dari tingkat kekhawatiran pada kuartal I 2015 yang sebesar 33 persen.
Selain masalah ekonomi kekhawatiran akan masalah kesehatan juga meningkat, yaitu dari 14 persen pada kuartal I 2015 menjadi 17 persen pada kuartal II 2015. Kekhawatiran tentang keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan (work life balance) juga meningkat dari 16 persen pada kuartal I 2015 menjadi 17 persen pada kuartal II 2015.
Agus pun melanjutkan rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada pertengahan Mei lalu membuat kekhawatiran konsumen akan kenaikan harga BBM pun timbul kembali. Ada 17 persen konsumen yang cemas terjadinya kenaikan harga BBM pada kuartal kedua.
"Satu-satunya yang menurun adalah kekhawatiran tentang kejahatan, turun signifikan dari 23 persen pada kuartal I 2015 menjadi 15 persen pada kuartal II," kata dia.
Halaman Selanjutnya
Agus mengatakan bahwa tingkat kekhawatiran masyarakat Indonesia tentang ekonomi pada kuartal II tahun ini sebesar 37 persen. Angka ini meningkat dari tingkat kekhawatiran pada kuartal I 2015 yang sebesar 33 persen.
