Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melaporkan, subsidi listrik pada Semester I 2015 sebesar Rp27,4 triliun, turun sebesar Rp30,3 triliun atau 52,5 persen dibandingkan Semester I 2014 sebesar Rp57,7 triliun.
Dikutip dari siaran persnya, Rabu 29 Juli 2015, penurunan tersebut sejalan dengan efisiensi biaya penyediaan tenaga listrik yang terus dijalankan oleh perusahaan serta adanya kenaikan tarif tenaga listrik pada beberapa golongan tarif. Kenaikan harga jual PLN rata-rata dari sebesar Rp878,44 per kilo watt hour (KWh) menjadi Rp1.018,87 per KWh.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Dapat Arahan Menteri BUMN, PLN Bakal Caplok PGE
Dikutip dari siaran persnya, Rabu 29 Juli 2015, penurunan tersebut sejalan dengan efisiensi biaya penyediaan tenaga listrik yang terus dijalankan oleh perusahaan serta adanya kenaikan tarif tenaga listrik pada beberapa golongan tarif. Kenaikan harga jual PLN rata-rata dari sebesar Rp878,44 per kilo watt hour (KWh) menjadi Rp1.018,87 per KWh.
PLN terus melakukan program efisiensi antara lain melalui substitusi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan penggunaan batu bara atau energi primer lain yang lebih murah. Efisiensi terbesar terlihat dari berkurangnya biaya BBM yaitu sebesar Rp19,4 triliun atau 50,5 persen, sehingga pada Semester I 2015 biaya BBM menjadi Rp18,8 trilliun dari sebelumnya Rp 37,9 trilliun.
Biaya pemakaian batu bara naik sebesar Rp2,1 triliun atau 10,2 persen sehingga menjadi Rp22,4 triliun, dan biaya pemakaian gas naik dari Rp22,7 triliun menjadi Rp23,2 trilliun. Perseroan terus melakukan efisiensi dan pengendalian terhadap pengeluaran untuk beban usaha, terutama dengan mengalihkan biaya energi primer dari BBM ke Non-BBM serta efisiensi biaya yang merupakan controllable cost bagi Perseroan.
Pada Semester I 2015, Perseroan mengalami Rugi bersih sebesar Rp10,5 triliun, atau turun sebesar Rp25,0 triliun dibanding dengan Semester I 2014, saat Perseroan mencetak laba bersih sebesar Rp14,5 triliun. Penurunan laba bersih ini terutama karena adanya rugi selisih kurs yaitu dari laba kurs Rp4,4 trilliun pada Semester I 2014 menjadi rugi selisih kurs Rp16,9 trilliun pada Semester I 2015.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
PLN terus melakukan program efisiensi antara lain melalui substitusi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan penggunaan batu bara atau energi primer lain yang lebih murah. Efisiensi terbesar terlihat dari berkurangnya biaya BBM yaitu sebesar Rp19,4 triliun atau 50,5 persen, sehingga pada Semester I 2015 biaya BBM menjadi Rp18,8 trilliun dari sebelumnya Rp 37,9 trilliun.
