Produsen Furnitur Indonesia Bidik Pasar AS

Sumber :
  • VIVAnews/Riska Herliafifah
VIVA.co.id
RI Tolak Kebijakan Kemasan Rokok Tanpa Merek di Australia
- Perbaikan ekonomi di Amerika Serikat, membuat sektor perumahan perlahan-lahan kembali bergeliat. Hal itu, secara otomatis membuat permintaan furnitur di Paman Sam tersebut meningkat saat ini. 

Bahas Produksi Lada, Enam Negara Duduk Bareng
Potensi itulah, yang dibidik oleh duta-duta dagang Indonesia di negara tersebut. Dalam pameran Las Vegas Market (LVM) pada tanggal 2-6 Agustus mendatang, tim promosi dagang Indonesia kembali berpartisipasi dan optimistis menembus pasar furnitur AS. 

Strategi Mendag Atasi Calo Daging Sapi
Paviliun Indonesia di pameran tersebut, menampilkan 15 perusahaan furnitur terbaik, dengan fokus kepada pada kayu ramah lingkungan, desain kreatif--rustic, shabby-chic, dan modern-- serta produk berkualitas tinggi. 

Kata Konsul Jenderal RI di Los Angeles, Umar Hadi dalam siaran persnya, Jumat 31 Juli 2015, mengatakan momentum perbaikan ekonomi di AS ini harus bisa ditangkap pelaku bisnis Indonesia di negeri tersebut. 

"Diperkirakan, kebutuhan akan furnitur di AS akan tumbuh rata-rata empat persen per tahun antara 2015-2019," ujar dia. 

Dia mengatakan, untuk mengundang minat para potensial pembeli datang ke Paviliun Indonesia, perwakilan perdagangan RI di AS dan Konsulat Jenderal Indonesia di Los Angeles akan mengadakan Acara Buyers Gathering, sekaligus one-on-one meeting pada hari kedua pameran tanggal 3 Agustus. 

Dengan demikian, diharapkan misi dagang yang dibawa oleh baik pelaku usaha maupun instansi pemerintah terkait, dapat terwujud dalam pameran tersebut. 



Sebagai informasi, paviliun ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Perdagangan RI, Kementerian Perindustrian RI, KJRI Los Angeles, dan asosiasi furnitur Indonesia (AMKRI dan ASMINDO). Semua pihak memegang komitmen dengan misi yang sama, yaitu untuk memaksimalkan peningkatkan ekspor furnitur Indonesia ke AS. 

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (DJPEN) Kemendag RI, Nuz Nuzulia Ishak berharap, keikutsertaan Indonesia dapat memacu pertumbuhan ekspor secara maksimal, khususnya industri mebel dan kerajinan, serta menginspirasi inovasi desain dan kreatifitas pengrajin dalam negeri. 

Dia menambahkan, di 2014, total ekspor furnitur Indonesia ke AS mencapai US$719 juta. Dengan partisipasi di pameran LVM 2015, diharapkan ekspor dapat meningkat dua kali lipat dari tahun lalu. 

"Dengan mengirimkan 15 perusahaan terbaik, kami yakin bahwa Indonesia akan semakin dikenal nama harum dan kualitas baiknya di dunia, terutama AS. KJRI LA mendukung penuh usaha pemerintah dan asosiasi dalam peningkatan ekspor ke AS jangka panjang. tambahnya. 

Di antara perusahaan dalam pada Paviliun Indonesia adalah AMBARJATI Furniture (www.ambarjati-furniture.com) - jati, kayu & kerajinan rotan, CV Nuansa Kayu Bekas (www.wastewoodfurniture.com) - kayu daur ulang, CV Mugiharjo - jati dan kayu mahoni, CV Kalingga Jati Furniture (www.kalinggajatifurniture.com) - furniture jati outdoor, dan UD Permata Furni (www.javateak-rattan.com) - furniture jati indoor. 

Kemudian, PT Yamakawa Rattan Industry (www.yamakawa-rattan.com) - mebel rotan indoor & outdoor, PT Bahama Rotan (www.bahamarotan.com) - mebel rotan indoor & outdoor. PT Koloni Timur (www.eastcolonial.com) - eko furnitur ramah dalam ruangan, dan Diana Furniture (www.dianajayamulia.co.id) - indoor & outdoor mahoni, jati dan rotan. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya