Sumber :
VIVA.co.id
- Selama periode Juli-November 2015, kondisi iklim di Indonesia berada di bawah pengaruh El Nino. Meskipun demikian, Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) tetap yakin serapan berasnya tetap sesuai target.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
"Artinya kan, harus tetap optimis. Kami berdoa," kata Direktur Utama Bulog, Djarot Kusumayakti, di Kementerian Badan USaha Milik Negara, Jakarta, Senin 3 Agustus 2015.
Djarot mengatakan, pihaknya ingin menyerap beras sebanyak 1,5 juta ton selama dua bulan, sehingga pada Oktober, perusahaan pelat merah itu punya stok sebanyak 2,5 juta ton.
Stok itu tersebut, akan digunakan sebagai pasokan pada November-Desember-Januari.
"Caranya, ya bagaimana saya mengandalkan data yang ada di Kementerian Pertanian. Datanya bilang ada panen 15 juta ton selama dua bulan ini. Artinya, kalau saya ambil 10 persen, ketemu. Ini yang saya mau cek ke lapangan. Moga-moga betul," kata dia.
Seperti yang diketahui, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menganalisis bahwa iklim Indonesia, terutama wilayah Indonesia yang berada di selatan khatulistiwa, ada di bawah pengaruh El Nino Moderate.
El Nino ini turut menyumbang kekeringan di Indonesia, karena membuat intensitas dan frekuensi curah hujan semakin berkurang.
"Bahkan pada November 2015, akan berpeluang menguat. Kondisi ini akan memberikan efek pada tingkat intensitas dan frekuensi curah hujan akan semakin berkurang dan, bahkan kemungkinan awal musim penghujan 2015/2016 di beberapa wilayah akan mengalami kemunduran," ujar Kepala Pusat Data Humas dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta.
Selain itu, kekeringan melanda 16 provinsi di Indonesia, seperti Banten, Jawa Barat, D. I. Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Barat. Kekeringan paling banyak terjadi di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Stok itu tersebut, akan digunakan sebagai pasokan pada November-Desember-Januari.
