Bank Indonesia Yakin Makroekonomi Nasional Stabil

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA.co.id
Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
- Bank Indonesia menyatakan, meski kondisi ekonomi Indonesia tengah lesu, stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Tanah Air tetap terjaga. 

Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016
Hal ini karena inflasi diperkirakan semakin terkendali dan berada dalam kisaran sasarannya, sebesar seperempat persen pada 2015.

BI Tak Akan Perlonggar Uang Muka Kredit Motor
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, ini disepakati setelah BI melakukan rapat kordinasi dengan beberapa kementerian ekonomi, seperti Kemeterian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Di tengah berbagai tantangan dinami eksternal dan internal tersebut, defisit transaksi berjalan diperkirakan akan menurun dan berada pada tingkat yang lebih sehat," ujar Agus di kantor BI, Jakarta, Selasa 4 Agustus 2015.

Menurut Agus, meski nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat saat ini mengalami tekanan sejalan dengan mata uang dunia lainnya, namun dengan fluktuasi yang tetap terkendali.

Sementara itu, Agus menjelaskan, stabilitas sistem keuangan akan tetap solid, ditopang oleh kuatnya ketahanan sistem perbankan dan terjaganya kinerja pasar keuangan.

"Terjaganya kestabilan makroekonomi dan sistem keuangan tidak terlepas dari pengelolaan kebijakan makroekonomi yang ditempuh secara hati-hati dan konsisten, antara pemerintah dan BI," katanya.

Meski begitu, BI dan pemerintah tetap mewaspadai risiko berlanjutnya perlambatan ekonomi domestik. Karena, yang perlu direspons secara tepat dan terukur, di tengah masih lambatnya dan belum berimbangnya pemulihan ekonomi global.

"Bank Indonesia telah menempuh berbagai langkah kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan tetap konsisten mengupayakan terjaganya stabilitas perekonomian. Pertama, menempuh kebijakan moneter yang tetap prudent dan konsisten, di tengah tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global," kata Agus.

Kedua, lanjut Agus, dalam menghadapi kenaikan suku bunga di Amerika Serikat, BI juga menerapkan kebijakan makro prudensial yang akomodatif guna memberikan stimulus kredit dan menjaga momentum pertumbuhan.

"Lalu yang ketiga, yaitu mendorong percepatan reformasi struktural, termasuk upaya melanjutkan pendalaman pasar keuangan dan meningkatkan efisensi sistem pembayaran," katanya.

Dengan begitu, Agus berharap, koordinasi kebijakan BI dan pemerintah akan terus diperkuat guna meningkatkan kembali keyakinan terhadap prospek ekonomi Indonesia.

"BI dan Pemerintah berkomitmen untuk menempuh bauran kebijakan makroekonomi nasional, sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Implementasi bauran kebijakan tersebut akan dilakukan secara konsisten, sinergis, dan tepat waktu," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya