BI: Bukan Rupiahnya yang Melemah, Tapi Dolar AS Tambah Kuat

Tumpukan uang dolar AS.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andika Wahyu

VIVA.co.id - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, mengungkapkan pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini lebih karena fenomena dolar Amerika Serikat (AS) yang semakin menguat.

"Kalau melihat rupiah, fenomena ini bukan fenomena rupiah yang melemah, tapi adalah fenomena dolar. Kita lihat Euro melemahnya terhadap dolar tahun ini sampai 10 persenan, lalu dolar New Zealand melemah terhadap dolar 15 persen pada tahun ini. Kalau Rupiah hanya melemah delapan persen," ujar Mirza di Gedung Bank Indonesia, Selasa 4 Agustus 2015.

Ia mengklaim rupiah masih dalam kondisi yang aman. Menurut Mirza, seharusnya masyarakat membandingkan imbas penguatan dolar AS dengan nilai tukar mata uang di negara lain.

Meski begitu, dia juga mengakui bahwa memang ada beberapa mata uang yang mengalami penguatan diantaranya adalah India Rupee, dan mata uang Filipina yang cenderung relatif stabil. Hal itu hanya terjadi di beberapa negara yang berhasil mengendalikan defisit transaksi berjalan atau (Current Account Defisit/CAD).

"Supaya adil ya tadi kan saya bilang euro melemahnya lebih dalam, tapi memang orang bisa tanya loh kok India rupee tahun ini melemahnya kecil sekali, satu persen, atau Filipina kalau bisa dibilang relatif stabil," kata dia.

Diutarakannya, India adalah negara yang berhasil menurunkan CAD, sehingga membuat nilai tukar rupee menjadi lebih stabil. India berhasil menurunkan CADnya tahun ini cukup signifikan, dari 4,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 1,5 persen terhadap PDB. 

BI Tak Akan Perlonggar Uang Muka Kredit Motor

"Dan, India menikmati harga komoditas yang rendah sehingga pertumbuhan ekonomi India juga naik. Nah itu membuat mata uangnya lebih stabil," kata Mirza. (ren)


Uang rupiah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016