Kredit Konsumer Jadi Fokus BJB

Teller menghitung uang Rupiah di Bank BJB, Depok, Jawa Barat.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) masih menjadikan kredit konsumer sebagai tulang punggung dalam penyaluran kredit dan akan dipertahankan sebagai pasar yang menarik.

Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016
Sesuai catatan kinerja triwulan II-2015, BJB mampu menyalurkan total kredit sebesar Rp52,2 triliun, di mana komposisi kredit konsumer masih mendominasi hingga mencapai 69 persen dari total kredit.

Pengamat: Proyek Infrastruktur Jangan Disetop
"Perseroan mencatat pertumbuhan kredit konsumer terus meningkat, mencapai 14,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dan kondisi tersebut mendukung pertumbuhan keseluruhan portofolio kredit BJB," ujar Direktur Utama BJB, Ahmad Irfan, dalam keterangan pers, Kamis 6 Agustus 2015. 

Dia memaparkan, secara komposisi, kinerja kredit bank yaitu, kredit komersial memiliki porsi 14,54 persen atau senilai Rp7,59 triliun, kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar 8,62 persen atau senilai Rp4,50 triliun, dan kredit mikro 7,53 persen atau senilai Rp3,92 triliun.

Sementara itu, pertumbuhan kredit secara konsolidasi mencapai 11 persen, atau berada di atas pertumbuhan kredit perbankan yang hanya tumbuh 10,5 persen. Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), emiten berkode saham BJBR ini mampu membukukan Rp82,7 triliun atau naik 32,4 persen, sehingga turut berkontribusi terhadap total aset perseroan.

"Fungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi pun dilaksanakan dengan baik," tuturnya. 

Sebagai informasi, hingga akhir Juni lalu, total aset perseroan naik sebesar 22,1 persen (year on year/yoy) hingga mencapai Rp95,9 triliun. Seiring dengan itu, perseroan pun mencatatkan kenaikan laba bersih hingga 21,8 persen (yoy) menjadi Rp582 miliar.

Faktor utama yang menjadi penyumbang laba bersih berasal dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh sebesar 10 persen (yoy). Selain itu, adanya credit recovery program yang berhasil menurunkan non performing loan (NPL) menjadi sebesar 3,6 persen.

Kemampuan BJB dalam meningkatkan profitabilitas, juga diklaim tidak terlepas dari pengelolaan biaya operasional yang sehat serta kenaikan fee based income, yang tumbuh sebesar 29,3 persen. 

Meski pertumbuhan ekonomi melambat, BJB terus berupaya menciptakan pertumbuhan profit yang tinggi dan berkelanjutan. Upaya itu diharapkan akan membawa BJB pada posisi yang lebih kokoh dan memberikan nilai tambah yang optimal bagi para shareholder maupun stakeholder.

Strategi dan kebijakan BJB tahun ini yakni tetap fokus memperkuat fondasi, khususnya yang berkaitan dengan infrastruktur IT serta SDM guna menunjang ekspansi bisnis pada tahun-tahun mendatang. 

BJB juga fokus meningkatkan kualitas layanan dengan peningkatan e-banking serta meningkatkan cross selling dan integrated marketing guna meningkatkan market share DPK. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya