Digunakan untuk Jaga Rupiah, BI Klaim Cadangan Devisa Aman

Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

VIVA.co.id - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, Jumat 7 Agustus 2015, mengaku bahwa BI memang menggunakan cadangan devisanya untuk menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Terlebih, mereka menggunakannya, ketika nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS.

Mirza mengatakan, BI harus menjaga stabilitas rupiah di pasar saat terjadi penguatan dolar AS. Ketika rupiah melemah, BI pun segera menyuntikkan dolar AS di pasar.
Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November

"Tentu, BI akan menggunakan cadangan devisia negara," kata dia, di kompleks BI, Jakarta.
Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

Meskipun digunakan untuk menstabilkan rupiah, Mirza mengklaim, cadangan devisa yang dimiliki oleh bank sentral itu masih cukup baik.

"Cadangan devisa kita masih cukup baik. Jumlah cadangan devisanya setara dengan 6,5-6,6 bulan impor dan pembayaran utang pemerintah jatuh tempo," kata dia.

Sekadar informasi, dalam beberapa hari ini, rupiah melemah terhadap dolar AS. Berdasarkan kurs tengah BI, tercatat bahwa kurs tengah pada hari ini sebesar Rp13.536 per dolar AS. 

Rupiah melemah sebesar Rp7 per dolar AS dibandingkan Kamis 6 Agustus 2015, yang sebesar Rp13.529 per dolar AS.



Cadangan devisa turun

Sementara itu, Direktur Eksekutif BI, Tirta Segara, mengatakan posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juli 2015 tercatat sebesar US$107,6 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Juni 2015 sebesar US$108 miliar. 

Menurutnya, penurunan itu disebabkan oleh peningkatan pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah serta dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya, guna mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. 

"Di sisi lain, kenaikan penerimaan devisa yang bersumber dari penerbitan euro bond pemerintah mampu menahan penurunan lebih lanjut," kata Tirta, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Jumat 7 Agustus 2015.

Dia menuturkan, posisi cadangan devisa per akhir Juli 2015 masih cukup membiayai tujuh bulan impor, atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. 

"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," tambahnya. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya