Baru Jabat Menteri, Rizal Kritik Program Andalan Jokowi

Mantan Menko Maritim Rizal Ramli.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
34 Proyek Pembangkit Listrik Mangkrak, Negara Merugi
- Setelah resmi menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Maritim, Rizal Ramli mengaku akan melakukan evaluasi di beberapa kementerian yang berada di bawah koordinasi kementeriannya. Salah satunya, mengevaluasi program kerja Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

Saleh Husin: Reshuffle Jadi Titik Balik Perbaikan Ekonomi
Rizal mengatakan, program yang akan dievaluasi dari Kementerian ESDM yaitu soal program pembangkit listrik 35 ribu mega watt (MW). Menurutnya, program yang ditargetkan selesai pada tahun 2019 itu sulit tercapai.

Krisis Listrik, Pemerintah Sumut Gandeng Tiongkok
Meski program yang langsung dicanangkan Presiden Joko Widodo itu masih meninggalkan tambahan sisa target pembangunan pembangkit listrik di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Ada target 35 ribu MW, ditambah sisa target zaman Pak SBY 7 ribu MW. Sehingga totalnya mencapai 42 ribu MW. Itu sulit dicapai dalam lima tahun," ujar Rizal, di gedung BPPT, Jakarta, Kamis 13 Agustus 2015.

Rizal menjelaskan, berbekal permasalahan tersebut, pihaknya akan meminta Menteri ESDM, Sudirman Said, bersama dengan Dewan Energi Nasional (DEN) untuk melakukan evaluasi ulang program itu. Meskipun Jokowi menargetkan program tersebut rampung dalam waktu lima tahun.

"Saya akan minta Menteri ESDM dan DEN untuk melakukan evaluasi ulang, mana yang betul-betul masuk akal," katanya.

Meski nantinya evaluasi ini dianggap menghambat program Jokowi, dia tidak mempermasalahkannya, karena program ini dinilainya terlalu muluk-muluk.

"Jangan dikasih target terlalu tinggi, tapi dicapainya susah. Supaya realistis," kata Rizal.

Program kelistrikan 35 ribu MW ini dicanangkan Jokowi setelah dalam kunjungannya ke berbagai daerah, menemukan permasalahan yang selalu dikeluhkan perihal ketersedian listrik atau pemadaman listrik yang terus terjadi.

Dengan begitu, pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi mencapai 97 persen dari jumlah rumah tangga di Indonesia sampai akhir tahun 2019 dan 99 persen pada tahun 2020. 

Target ambisius itu, selain untuk menopang kehidupan masyarakat juga menjadi salah satu pendorong peningkatan kegiatan ekonomi nasional. Program megaproyek pembangkit listrik berkapasitas total 35.000 MW itu merupakan program andalan Jokowi dan Jusuf Kalla. (one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya