Daging Sapi Mahal, Saatnya Berusaha Ternak Ayam Jawa Super

Peternak ayam jawa super.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Daru Waskita

VIVA.co.id - Kelangkaan dan harga daging sapi yang masih tinggi di pasaran, mendorong meningkatnya konsumsi daging ayam, yang harganya relatif terjangkau. Hal ini, juga menjadi peluang emas bagi peternak ayam.  

Miliarder Sara Blakely Berbagi Nasihat Bisnis Terbaiknya
Tinggi permintaan daging ayam, dimanfaatkan oleh peternak ayam, khususnya jenis ayam Jawa super untuk menggenjot produksinya.

Tak Selesai Kuliah, Ahmed Haider Ciptakan Aplikasi Drone
Masa panen yang hanya butuh waktu dua bulan, cukup menjanjikan bagi peternak ayam Jawa super untuk melakukan pembesaran dengan perkiraan daging ayam masih relatif tinggi.

Kisah Shelby Clark Temukan Ide Aplikasi Penyewaan Mobil
Salah satu peternak ayam Jawa super, Juminem (63) warga Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, mengatakan dia baru saja membeli ayam Jawa super, yang baru saja menetas, sebanyak 1.000 ekor untuk dibesarkan.

"Dua minggu yang lalu, saya menjual 1.000 ekor ayam Jawa super dengan harga per kilogramnya Rp30 ribu dan mendapatkan untung cukup lumayan," katanya, Sabtu 15 Agustus 2015.

Menurutnya, keuntungan yang didapat mampu untuk membeli bibit ayam Jawa super dengan harga per ekornya Rp4.400 dari pihak penetas ayam Jawa super.

"Harga tersebut, sudah termasuk faksin pertama yang harus diberikan kepada bibit ayam Jawa super,"ungkapnya.

Untuk ternak bibit ayam hingga besar selama 60 hari, atau dua bulan diperlukan biaya sekitar Rp13 juta, yang digunakan untuk pembelian pakan, obat-obatan dan keperluan lainnya.

"Sudah seperti rumus, jika memelihara 1.000 ekor, biaya yang keluarkan mencapai Rp17 juta hingga Rp18 juta," ucapnya.

Memelihara unggas memang sangat rentan tertularnya virus flu burung, namun dengan keamanan bio yang baik, maka virus flu burung, atau penyakit lainnya bisa ditanggulangi.

"Kebetulan kandang ayam saya terilosir dari unggas lainnya, sehingga relatif aman," tuturnya.



Juminem menjelaskan dengan harga yang cukup baik seperti saat ini, yaitu per kilogram Rp28 ribu, dan jika ayam tersebut hanya mengalami kematian sekitar lima persen, perternakannya masih bisa untung sekitar Rp3-4 juta saat ayam Jawa super dijual ke pedagang.

"Sebenarnya, beternak ayam Jawa super lebih menguntungkan, karena pencemaran lingkungan terbilang sangat kecil dan waktu panen hanya dua bulan," terangnya.

Ngadiman, suami dari Juminem, mengatakan usia paling rentan pembesaran ayam Jawa super pada usia satu hari hingga 15 hari, karena terkadang bibit ayam mati terinjak-injak.

"Ya, setiap satu jam sekali kami harus melihat kandang ayam. Termasuk, memantau pakan dan minum ayam agar tidak habis,"katanya.

Dibandingkan memelihara ayam potong broiler, lebih menjanjikan ayam Jawa super. Selain harga yang lebih mahal, pemeliharaannya tidak repot.

"Yang utama adalah pencemaran lingkungan sangat kecil. dibandingkan dengan memelihara ayam potong broiler, atau pun ayam petelur," ungkapnya. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya