Ini Tiga Strategi Bank Indonesia Kawal Rupiah

Gubernur BI Agus Martowardojo ketika memberikan keterangan pers.
Sumber :
  • ANTARA/ Wahyu Putro A

VIVA.co.id - Bank Indonesia (BI) melakukan tiga strategi jangka pendek dalam menjaga stabilitas kurs mata uang rupiah. Rupiah sudah melemah cukup dalam di bawah fundamental (undervalue) akibat dari gejolak perekonomian global yang tengah terpuruk, yakni lebih dari Rp13.800 per dolar Amerika Serikat (AS).

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI Juda Agung mengungkapkan, tiga strategi tersebut di antaranya, pengelolaan likuiditas di pasar uang dengan memperkuat pengelolaan likuiditas, melakukan pengelolaan suplai (pasokan) dan demand (permintaan) valas, serta memperkuat kecukupan cadangan devisa.

Juda menjelaskan, hal tersebut dilakukan dengan asumsi sumber tekanan yang berasal dari pertumbuhan ekonomi global tidak sebaik dari perkiraan. Pasar global diliputi ketidakpastian dengan berlanjutnya ketidakpastian kapan suku bunga Amerika Serikat naik, dan Tiongkok yang devaluasi mata uang Yuan.

BI Tak Akan Perlonggar Uang Muka Kredit Motor

"Hasil FOMC (komite pasar AS) kemarin, ada indikasi kelihatannya Fed (Bank Sentral AS) akan menunda kenaikan (suku bunga) September karena ada beberapa faktor yaitu outlook inflasi medium term tampaknya masih jauh dari dua persen, penurunan harga minyak mendorong inflasi turun ke bawah," ujarnya di Gedung Bank Indonesia, Kamis, 20 Agustus 2015.

Menurutnya, dengan devaluasi China maka tekanan terhadap apresiasi kurs dolar makin tinggi. Akibatnya ekspor AS semakin tertekan. Hal ini menjadi alasan the Fed menunda kenaikan suku bunganya pada September.

Harapan BI dari Penerapan 7 Days Repo Rate

Secara operasional, lanjutnya, ketiga strategi tersebut dilakukan dengan tetap berada di pasar dan melakukan intervensi untuk mengendalikan volatilitas kurs. BI juga akan membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder, dengan tetap memperhatikan dampaknya pada ketersediaan SBN dan likuiditas pasar keuangan. Serta, memperkuat pengelolaan likuiditas kurs ruliah melalui operasi pasar terbuka.

Upaya yang dilakukan BI, kata Juda, salah satunya menurunkan batas pembelian valas dengan bukti pembelian dokumen underlying dari US$100 ribu per nasabah per bulan (akumulasi) menjadi US$25 ribu per nasabah per bulan.

"Nasabah wajib menggunakan NPWP," ucapnya.

Aliran Dana Asing ke RI Tembus Rp130 Triliun
Uang rupiah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016