Genjot Ekonomi, Indonesia Harus Belajar dari India

Dolar AS dan rupiah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Di tengah gejolak perekonomian dunia, pertumbuhan ekonomi di India sepanjang triwulan I-2015 mencapai 7,5 persen. Ini menjadikan pertumbuhan ekonomi Negeri Bollywood sepanjang tahun fiskal 2014 itu mencapai 7,2 persen.

IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Tirta Segara, Indonesia harus banyak belajar dari India dalam mengatasi sentimen negatif yang datang dari pasar keuangan global.

"India itu transaksi berjalannya (current account) dimanage dari besar defisitnya, menjadi kecil. Ketergantungan pada impor jadi kecil, mereka jadi dorong ekspor," ujar Tirta di Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 2 September 2015.

Lebih Oke Mana, Ekonomi RI atau Brasil?

Menurut Tirta, selain menjaga transaksi berjalan, pemerintah India juga menghimbau kepada para pengusahanya untuk mensuplai valuta asingnya. Hal ini untuk menambah kuota valas yang tergerus akibat sentimen penguatan dolar Amerika Serikat (AS).

Untuk itu, Indonesia harus meniru langkah tersebut. Sebab, dengan kondisi rupiah yang sudah tidak menunjukan fundamental ekonominya, stimulus ini mampu memberikan dampak lebih terhadap perekonomian nasional.

Investor Optimistis, IHSG Lanjutkan Penguatan

"Kita panggil pengusaha supaya uangnya masuk ke sini. Rupiah sudah undervalue. Kita juga sudah minta eksportir jual valas mereka. Harus merah putih dong," katanya menambahkan.

Sekadar informasi, sepanjang triwulan I-2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat di angka 4,7 persen. Namun, angka ini tidak terlalu buruk apabila dibandingkan negara berkembang lain yang diterpa gejolak ekonomi global. Pertumbuhan Indonesia masih berada di posisi ketiga di antara anggota G20 setelah India dan China.

(mus)

Uang rupiah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016