Soal Kereta Cepat, Ini yang Ditawarkan China dan Jepang

Melihat isi Kereta Api Cepat di Inggris
Sumber :
  • REUTERS/Andrew Winning
VIVA.co.id
Reuters Klarifikasi Berita Rini Soal Kasus Korupsi China
- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengaku belum mau membocorkan negara mana yang nantinya akan menjadi mitra Indonesia dalam membangun proyek kereta cepat atau High Speed Railway
Brudirect Klarifikasi Berita Rini di Kasus Korupsi China
(HSR).

Meski begitu, Darmin menyatakan telah mendapatkan rekomendasi siapa negara yang akan bekerjasama dalam proyek ini.

Tahun Ini Pondasi Kereta Cepat Selesai 15 Persen

"Saya belum mau jawab, tapi kita akan menyampaikan rekomendasi kita ke Presiden (besok)," ujar Darmin di kantornya di Jakarta, Rabu 2 September 2015.

Darmin menjelaskan, rekomendasi itu didapatkan setelah beberapa konsultan memberikan sejumlah paparan baik dari segi kelebihan dan kekurangan dari kedua negara, yakni China dan Jepang.

"Dari konsultannya memang ada empat faktor yang mereka nilai, yaitu komitmen pemerintah dan risiko yang akan ditanggung pemerintah, teknologi dan semua kaitannya, sosio economic impact, dan project planningnya," katanya

Kemudian, dari keempat itu para konsultan menganalisisnya, dan memberikan nilai. Setelah itu, para konsultan melihat dari hasil assesment kedua negara.

"Jadi, lebih ditekankan kepada trackrecord pengalaman, ditekankan kepada komitmen apa yang harus dipikul pemerintah, itu antara Jepang dan China memang berbeda (nilainya)," katanya

Perbedaan nilai itu, lanjut Darmin, lalu di jadikan rekomendasi dan nantinya akan di laporkan ke Presiden Joko Widodo.

"Kalau China itu lebih unggul pada socio economic impactnya. Kalau Jepang lebih unggul pada trackrecord teknologinya. Tapi saya belum ingin menyampaikannya, karena saya harus lapor dulu, kita harus lapor dulu ke Presiden," ujarnya.

Sebagai informasi, dalam proyek kereta cepat ini, Indonesia diperebutkan dua negara besar, yaitu China dan Jepang. Dalam proposal studi yang diajukan keduanya, rute lintasan kereta akan melalui titik-titik yang sama yakni Jakarta-Bandung sesuai dengan jalur kereta yang sudah terbangun sejak zaman Belanda.

Proyek yang diusulkan China memiliki nilai investasi sebesar US$ 5,5 miliar, di mana 25 persen pendanaannya direncanakan dari patungan modal antara BUMN lokal dengan China. Sementara 75 persen sisanya merupakan pinjaman dengan tenor 40 tahun dan bunga 2 persen per tahunnya. Apabila menang tender, China berjanji akam memulai proyeknya pada September tahun ini dan selesai pada 2018 mendatang.

Sementara Jepang menawarkan usulan proyek dengan nilai investasi sebesar US$ 6,2 miliar, di mana 75 persennya akan dibayar menggunakan pinjaman dengan tenor 40 tahun dan bunga pinjaman sebesar 0,1 persen. Proyek Jepang akan dimulai selama lima tahun, yaitu antara tahun 2015 hingga 2021.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya