Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- Kementerian Keuangan menyatakan indikator ekonomi nasional relatif baik, meski rupiah tertekan ke level terendah sejak krisis ekonomi 1998 di atas Rp14.000 per dolar AS.
Dikutip dari siaran persnya, Kamis 3 September 2015, rasio kecukupan modal (capital equity ratio/CAR) perbankan Indonesia masih di atas 20 persen. Sementara rasio utang luar negeri Indonesia saat ini tercatat sebesar 34 persen, yang juga jauh lebih rendah dibanding rasio pada tahun 1998 yang berada di atas 120 persen.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Mengoptimalkan Aset Negara
Dikutip dari siaran persnya, Kamis 3 September 2015, rasio kecukupan modal (capital equity ratio/CAR) perbankan Indonesia masih di atas 20 persen. Sementara rasio utang luar negeri Indonesia saat ini tercatat sebesar 34 persen, yang juga jauh lebih rendah dibanding rasio pada tahun 1998 yang berada di atas 120 persen.
Baca Juga :
Pulau Tax Haven, Untung Rugi Masih Dikaji
Selain itu, cadangan devisa Indonesia saat ini juga mencapai Rp107 miliar dolar AS. Cadangan devisa nasional sampai hari ini masih US$107 miliar, mencukupi untuk 7,5 bulan impor.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, jajaran pemerintah tetap harus hati-hati dan waspada. Dia mendesak dilakukannya deregulasi dan pembuatan regulasi baru untuk memberikan iklim usaha yang kondusif serta meminimalkan faktor-faktor penghambat dalam perekonomian.
“Diperlukan deregulasi besar-besaran dan pembuatan regulasi baru yang betul-betul memberikan iklim yang baik pada ekonomi kita dalam waktu yang secepat-cepatnya,” jelasnya. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Selain itu, cadangan devisa Indonesia saat ini juga mencapai Rp107 miliar dolar AS. Cadangan devisa nasional sampai hari ini masih US$107 miliar, mencukupi untuk 7,5 bulan impor.
