- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Negara pemenang tender high-speed transportation atau kereta cepat dari Bandung ke Jakarta, sudah di tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ada dua negara, yang mengajukan proposal untuk membuat kereta cepat, yakni China dan Jepang. Kedua proposal itu, telah dibahas oleh tim yang berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Menko Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, tim sudah menyelesaikan penilaiannya. Tahapan akhir, ada di Presiden Joko Widodo.
"Kita sudah rekomendasikan memang, sudah kita rumuskan tadi malam. Tadi sudah kita laporkan (ke Presiden Jokowi)," ucap Darmin, usai menyerahkan hasil tim, di Istana Negara Jakarta, Kamis, 3 September 2015.
Darmin enggan menyebut negara mana yang nantinya akan menjalankan proyek itu. "Beliau bilang, 'Nanti saya yang umumkan'. Nanti Presiden yang umumkan," katanya.
Diakui mantan Dirjen Pajak itu, masing-masing negara baik China maupun Jepang, punya keunggulan masing-masing. Itu juga menjadi pertimbangan saat tim melakukan konsultasi dengan konsultan.
"Kalau dia pembagian bebannya kalau dilihat dampak terhadap aspek-aspek ekonomi yang lain. Kalau dlilihat lokal konten memang antara dua itu sebenarnya cenderung China," kata Darmin menjelaskan.
Namun, dalam konten yang lain, yang tidak dimiliki oleh China justru ada di Jepang. Apalagi melihat pengalaman selama ini di antara kedua negara dalam menggunakan kereta cepat.
"Kalau dilihat track record dan perkembangan teknologi dan risiko kalau dilihat tidak pernah kecelakaan ya cenderung unggul Jepang," kata Darmin.