Ekonomi Indonesia Tahan Gejolak Global, Ini Faktanya

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi
Sumber :
  • ANTARA/M Agung Rajasa
VIVA.co.id
Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
- Bank Indonesia mengungkapkan beberapa fakta yang menandakan ekonomi Indonesia mampu bertahan, di tengah gejolak ekonomi global yang sedang terjadi saat ini. Di antaranya, tingkat inflasi yang masih rendah. 

Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016
Pelaksana tugas Kepala Grup Pengelolaan Relasi BI, Arbonas Hutabarat, Sabtu 5 September 2015, menjabarkan inflasi year to date, atau tahun kalender di 2015 hingga Agustus baru mencapai 2,9 persen. Sehingga, target inflasi BI tahun ini sebesar empat plus minus satu persen diperkirakan tercapai. 

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
"Kita masih punya space lima bulan lagi, target itu kemungkinan tercapai. Ini merupakan indikator bahwa perekonomian kita membaik," ujarnya dalam diskusi bersama wartawan di Bandung. 

Kemudian, menurutnya, meskipun mengalami pelemahan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dibanding negara-negara lain di dunia. Sebab, masih tumbuh di atas empat persen ditengah rata-rata ekonomi negara lain di kisaran dua sampai tiga persen. 

"Saya bisa pastikan 12 tahun terakhir itu, kita pertumbuhan ekonominya di atas 4,5 persen. Itu masih bagus negara lain gunjang-ganjing kita stabil, bahkan kita pernah enam persen," tambahnya.  

Dia melanjutkan, cadangan devisa yang dimiliki Indonesia sebesar US$107 miliar, atau setara dengan 6,8 bulan impor. Di atas batas aman yang ditetapkan Dana Moneter Internasional (IMF) yang mematok minimal sebesar tiga bulan impor.  

Di sisi perbankan dia mengatakan, rata-rata kecukupan modal perbankan di Indonesia mencapai 20 persen d iatas standar Internasional. Sedangkan Loan to deposit ratio (LDR) perbankan Indonesia, kemampuan kredit perbankan dibandingkan modal yang dimiliki masi 88,6 persen.      

"Pada 1997-1998 itu di atas LDR-nya 120 persen, artinya kredit yang diberikan itu lebih besar dari uang yang dimiliki perbankan," tegasnya. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya