Begini Cara Membangun Kekayaan

Perbedaan paradigma orang kaya dan tidak kaya perlu dibuka. Seperti sebuah tirai bedah Rumah kitapun perlu mendalami pola pikir orang kaya.  Supaya tidak salah persepsi.

Seperti teman saya sudah bekerja 30 tahun hanya gali lubang tutup lubang, sampai ketemu Malaikat komplain.  Hidup kok cuma begini-begini saja? Ditanya balik selama ini kemana saja? Ke mana sahabat-sahabatnya? Ternyata sahabat-sahabatnya ada yang pejabat.

Tapi pola pikir kita menganggap bahwa orang yang berhasil alergi terhadap kita. Seperti raket nyamuk, didekati mereka nyetrum.  Itulah kesalahan besar.  Orang miskin dan kaya masing-masing memiliki masalah.  Ketika kita menolong permasalahan orang kaya tentu hasilnya ditukar dengan uang.

Mereka yang berhasil tidak bisa selamanya mengandalkan capital.  Memang OKB orang kaya baru mungkin bilang, "saya jual beli rumah naik terus." Tapi pada akhirnya mereka tahu bahwa itu spekulasi.  Yang benar adalah kekayaan dibangun dengan keringat.

Oleh karena itu orang kaya tidak bisa hidup hanya dengan orang kaya lainnya. Logikanya maka mungkin mereka semua ada kumpul di kutub utara.  Tentu tidak.  

Ada yang bernilai jauh lebih tinggi daripada hanyalah sekadar uang, yaitu kesetiaan, skill, keahlian.  Cobalah cek. Jadi Andapun berpeluang untuk menjadi orang kaya bila suatu saat dalam perjalanan hidup bertukar dengan solusi permasalahan orang kaya.

Berapa lama? Kalau membuktikan kesetiaan cinta mungkin perlu lebih dari 20 tahun.  Kalau membuktikan kesetiaan seekor anjing butuh waktu seumur hidupnya.  

Sejak lahir dia menjaga tuannya.  Kalau membuktikan loyalitas dalam kekuarga konglomerat mungkin butuh perjalanan 40-50 tahun. Itu pun tidak beberapa dibandingkan berkah nilai kehidupan.