Dolar Tinggi, Importir Sapi Klaim Merugi

Tempat penggemukan sapi disidak Polda Metro
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bayu Yanuar Nugraha

VIVA.co.id - Salah satu perusahaan penggemukan sapi, CV Mitra Agro Sampurna, mengklaim jual rugi daging sapi. Perusahaan itu memperkirakan kerugiannya hingga pertengahan tahun ini mencapai miliaran rupiah.

"Iya, kami jual rugi," kata Direktur Utama Mitra Agro Sampurna, Riza Haerudin, di kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Jakarta, Selasa 15 September 2015.

Riza mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh tingginya kurs dolar saat ini. Disebutkan bahwa dolar AS berada di kisaran Rp14.400 pada bulan ini.

Harga sapi yang dibeli dari Australia sebesar US$2,7-2,9 per kilogram bobot hidup. Ditambah dengan bea masuk sebesar lima persen, pajak penghasilan (PPh) sebesar 2,3-2,5 persen, dan biaya distribusi logistik sebesar Rp500-1.000 per kilogram.

Pengusaha Daging Permainkan Harga, Mendag Cabut Izin Usaha

Menurut perhitungan, harga jualnya pun sebesar Rp43-44 ribu per kilogram. Namun, pihaknya terpaksa menjual di bawah harga tersebut.

"Tapi, kami disuruh jual dengan harga Rp38 ribu per kilogram. Ini artinya kami mensubsidi pasar," kata dia.

Dengan kondisi seperti ini, Riza mengatakan pihaknya merugi Rp5-6 miliar hingga akhir Juli 2015.

"Kalau seperti ini terus, sampai akhir tahun ini, kami bisa merugi hingga Rp10 miliar," kata dia.

Riza mengatakan bahwa per bulan pihaknya memasok sekitar 500-600 ekor sapi per bulannya dari Australia. Atau, setiap kuartal perusahaan itu mengimpor 1.500-1.800 ekor sapi per bulannya.

Ilustrasi sapi.

Strategi Mendag Atasi Calo Daging Sapi

Salah satunya memasok sapi dari peternak lokal.

img_title
VIVA.co.id
7 Agustus 2016