Faisal Basri: Fed Bakal Tunda Kenaikan Suku Bunga

Sumber :
  • Agus Tri Haryanto/VIVAnews

VIVA.co.id - Ekonom Faisal Basri memperkirakan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) akan menunda kenaikan suku bunga. Dia menduga The Fed akan menaikkan suku bunga pada Oktober atau Desember.

"Kalau saya sih sekarang 50-50, tapi lebih kepada tidak menaikkan suku bunga bulan ini. Kemungkinan masih tahun ini, kalau enggak bulan Oktober, ya Desember," ujar Faisal usai diskusi di Popular Mansion, Jakarta, Rabu 16 September 2015.

Ia menjelaskan bahwa probabilitas The Fed untuk menaikkan suku bunga masih di bawah 50 persen. Hal itu berdasarkan pengamatannya dengan kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed masih rendah.

"Seorang senior atau mantan (pejabat The Fed) bilang probabilitasnya 20 persen, kemudian tiga orang lagi berpendapat probabilitasnya kurang dari 50 persen. Mereka mengatakan, The Fed tidak menaikkan suku bunga pada September, karena dalam rapat itu, masih ada kemungkinan akan dinaikkan pada Okotober atau Desember," ujarnya.

Faisal menjelaskan bahwa perekonomian Amerika saat ini sangat membaik di mana meningkat dari 2,3 persen menjadi 3,6 persen. Untuk ukuran negara maju seperti Amerika, kenaikan pertumbuhan seperti ini merupakan hal yang luar biasa.

Sinyal The Fed Bikin Harga Emas Naik

Analisis Faisal ini berdasarkan indikator ekonomi AS, yakni angka pengangguran di Amerika Serikat pada tahun ini adalah yang terendah selama tujuh tahun terakhir, yaitu sebesar 5,1 persen.

Kedua, lanjut faisal, belanja masyarakat Amerika masih belum bergairah, karena inflasinya 0,3 persen.

Tunggu Data Tenaga Kerja, Wall Street Bergerak Datar

"Padahal, target inflasi The Fed itu dua persen, jadi ini kan belum bergairah.  Kalau suku bunga dinaikkan, ini makin enggak bergairah. Jadi, masih gamang," katanya.

Kemudian, ada saran dari Dana Moneter Internasional (IMF), agar AS tidak menaikkan suku bunganya tahun ini dengan alasan volatilitas.

"Karena, kalau suku bunga dinaikkan, uang-uang mengalir makin banyak ke Amerika. Dolar makin kuat, ekspornya hancur, impornya naik, akhirnya menambah pengangguran kan. Akhirnya malah menciptakan lapangan kerja di negara lain," kata dia.

Dolar Menguat Bikin Harga Emas Merosot
Ilustrasi Wall Street

Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008

Pilpres Amerika serikat bikin galau investor AS.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016