Sarwoto Atmosutarno, Dirut Telkomsel

Gemar Wisata Spiritual ke Penjuru Dunia

VIVAnews – Kesibukan sebagai pejabat karir di BUMN telekomunikasi terbesar di Indonesia, tak membuat Sarwoto Atmosutarno melupakan hobinya. Meski tugas-tugasnya begitu menyita waktu, bos baru PT Telkomsel ini tetap menyisihkan waktunya untuk melancong.

Sebelum menjadi Presiden Direktur/CEO PT Telkomsel, 30 tahun bekerja di BUMN ini, Sarwoto sudah menempati sejumlah posisi tinggi di PT Telkom. Sejak 1998, pekerja teladan Telkom ini sudah menjadi asisten pribadi CEO Telkom.

Kemudian, karirnya terus menanjak mulai dari Vice President Tariff, Asisten EVP Network Business, Head of Long Distance Division dan Head of Infratel Division Telkom.

Di sela-sela kesibukannya itulah, Sarwoto yang menjabat Dirut Telkomsel sejak Februari 2009 itu masih gemar melancong. Uniknya, travelling yang dijalankan Sarwoto berbeda dengan kebiasaan orang umumnya.

“Hobi saya, mengunjungi tempat-tempat spiritual,” ujar pria kelahiran 2 Oktober, 52 tahun lalu kepada VIVAnews di ruang kerjanya beberapa waktu lalu, 10 Juni 2009. Di dinding ruang kerjanya terpajang sebuah keris yang dibingkai rapi.

Hampir semua tempat spiritual di seluruh penjuru dunia telah disambanginya. Wisata spiritual itu bukan saja mengunjungi tempat suci umat Katholik, agama yang dianutnya. Tetapi, bapak tiga putra ini juga melancong ke tempat ibadah suci umat Hindu, Budha, Muslim dan Konghucu.

“Selain senang, kegiatan ini juga sehat karena banyak jalan,” katanya. Yang terpenting, menurut dia, adalah wisata ke tempat spiritual akan memperkaya batin sehingga menjadi lebih nyaman dan tenteram.

“Ini penting bagi pekerja dengan tuntutan tinggi,” paparnya. Sehingga diperlukan keseimbangan dunia dan akhirat. “Apalagi, tempat suci berbagai agama itu kan bersifat universal.” 

Sebagai orang Jawa tulen, pria kelahiran Solo ini mempunyai tiga tempat yang paling utama untuk dikunjungi. Mengacu pada pesan sesepuh Katholik Jawa, menurut dia, ketiga tempat suci yang patut didatangi itu adalah Dieng, Tibet, dan Yerusalem.

Dieng, menurut dia, ada tempat-tempat suci berupa candi-candi. Masyarakat di sini, toleransinya sangat tinggi. Karena itu, agama apapun yang masuk diterima. Masyarakat di sana, menerima saat agama Budha, Hindu dan Islam datang. “Saat Belanda datang membawa agama Kristen juga diterima.”

Sedangkan, Yerusalem baginya sangat berkesan. Karena di kota ini ada tiga tempat ibadah dalam satu kompleks. Di sana, ada masjid umat Islam Al Aqsa, Tembok Ratapan kaum Yahudi, serta gereja yang dalam sejarahnya menjadi tempat lahirnya Kitab Injil Perjanjian Lama, serta Yesus disalib.

“Jadi, kalau bicara agama Samawi, Yerusalem tempat yang komplet,” kata dia. Karena itu, Sarwoto heran dengan peperangan yang selalu muncul di kawasan ini. “Mengapa agama justru jadi alasan untuk perang?”

Padahal, menurut dia, semua agama, baik agama samawi (lahir dari langit) dan agama ardhi (agama lahir di bumi) banyak melahirkan kebudayaan dan ilmu yang tinggi. Mereka juga membangun tempat-tempat ibadah yang indah dan megah, termasuk tembok raksasa di China.

“Jadi, kalau kita jalan-jalan ke sana, maka toleransi kita akan sangat besar,” kata pria jebolan Master Business Engineer in Telecommunications dari Ecole Nationale Superieure  Des Telecommunications de Bretagne, Prancis ini. Sebab, di tempat-tempat suci itulah, Sarowo mengaku bisa merasakan perdamaian, ketenangan dan kesejahteraan.

Sesungguhnya, masih ada satu tempat suci lagi yang ingin dikunjunginya, yakni Mekkah, tempat suci umat Islam. “Tetapi, tidak boleh masuk.”

KPK Cegah Tiga Orang di Kasus Dugaan Korupsi di PT PLN, Siapa Dia?

heri.susanto@vivanews.com

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI mengadakan kegiatan Nonton Bareng

Kemenkominfo Gelar Nobar Mengenal Literasi Digital Sejak Dini

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) mengadakan kegiatan Nonton Bareng (Nobar) yang mengusung tema “Mengenal Literasi Digital Sejak Dini”.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024