Industri Makanan dan Minuman Mulai PHK Karyawan

Pengolahan Manisan Carica Dieng
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
- Terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus membuat sejumlah industri dalam negeri menjerit. Langkah efisiensi pun dilakukan seiring dengan biaya produksi yang meningkat. 

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI), Adhi S. Lukman menuturkan, langkah efisiensi yang sudah dilakukan adalah dengan mengurangi jam kerja para karyawan hingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

BI: Ekonomi RI Bakal Tumbuh Lagi di Kuartal Ketiga
Baca juga:

"Pengurangan jam kerja sudah mulai terjadi. Jam lembur dikurangi, jadi bergilir sekarang. Kalau PHK secara kecil-kecilan sudah terjadi," ujar Adhi saat ditemui di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Jumat, 25 September 2015.

Adhi menjelaskan, biaya produksi tinggi karena industri ini terpaksa tetap melakukan impor bahan baku ditengah melemahnya rupiah. Ketersediaan bahan baku manufaktur dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan.

Baca juga:

"Bukan kami senang impor, tapi karena terpaksa. Di sini (Indonesia) tidak ada (bahan baku) yang mutu dan ketersediaan jumlahnya ada. Mau tidak mau kami bertahan," kata dia.

Dia berharap, pemerintah mampu melakukan terobosan baru untuk menekan laju pelemahan nilai tukar tukar rupiah. 

"Ini sudah lampu kuning bagi kami. Ini harus hati-hati," ungkap Adhi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya