Dukung RI Pangkas Subsidi Listrik, ADB Suntik Utang

Petugas PT PLN (Persero) melakukan pemeriksaan rutin di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Taman Jeranjang. Lombok, NTB.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id
Produksi Gas PHE Lampaui Target 2016, Ini Pendorongnya
- Bank Pembangunan Asia (ADB) telah menyetujui pinjaman senilai US$500 juta untuk pemerintah Indonesia. Sebesar US$100 juta dari pinjaman tersebut berasal dari ASEAN Infrastructure Fund (AIF) yang dikelola ADB. 

Enam Bulan, Realisasi Investasi Energi Mencapai US$876 Juta
Berdasarkan siaran pers yang diterima VIVA.co.id, Sabtu 3 Oktober 2015 dijelaskan bahwa pinjaman tersebut akan digunakan untuk menstimulasi sektor energi di Indonesia. Serta, mendukung agenda reformasi pemerintah, dan menggali potensi sektor energi sebagai pendorong penting bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Ada Potensi Bahan Bakar Tersembunyi di Bawah Samudera
"Sektor energi Indonesia amat kekurangan investasi akibat subsidi bahan bakar dan listrik yang berlangsung puluhan tahun. Hal ini menyebabkan buruknya akses ke berbagai opsi energi modern, padahal Indonesia memiliki sumber daya energi yang sangat besar," kata Pradeep Tharakan, Senior Energy Specialist pada Departemen Asia Tenggara di ADB. 

Dana tersebut akan mendukung agenda reformasi Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan tata kelola sektor energi secara menyeluruh dengan menurunkan subsidi, menjalankan tarif berdasarkan pemulihan biaya (cost recovery), dan meningkatkan kinerja perusahaan milik negara seperti PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN). 

"Proyek ini akan membantu Pemerintah Indonesia meningkatkan ketahanan energi dan memperbesar pasokan dari berbagai sumber terbarukan dan gas alam dalam bauran energi ke depannya." tambahnya. 

Guna membantu meningkatkan investasi swasta di sektor energi, program ini akan mendukung pelaksanaan tindakan kebijakan yang sudah lama tertunda. Hal ini mencakup perampingan lisensi dan izin proyek energi melalui pengurusan satu atap, memungkinkan perusahaan swasta memanfaatkan jalur transmisi PLN yang ada untuk menjual listrik langsung ke pengguna akhir di lokasi terpencil.  

Kemudian, memberi kepastian aturan yang lebih kuat di sub sektor minyak dan gas, misalnya melalui proses yang konsisten dalam mengambil keputusan terkait kontrak bagi hasil minyak dan gas yang masa berlakunya hampir selesai. 

Selain itu, program ini juga akan mendukung upaya pemerintah memperbesar skala energi terbarukan melalui pemberian insentif harga bagi panas bumi, biomassa, dan pembangkit listrik tenaga air skala kecil, serta mendirikan pasar efisiensi energi melalui peningkatan standar dan pelabelan peralatan rumah tangga dan persyaratan bagi bangunan dan fasilitas perkotaan hemat energi. 

Program ini pun akan mendukung agenda elektrifikasi pemerintah dan membuka jalan bagi penerapan teknologi bahan bakar fosil yang lebih bersih seperti penyerapan dan penyimpanan karbon pada skala memadai. 

Pinjaman ADB berpotensi untuk dilanjutkan dengan pembiayaan bersama (cofinancing) sekitar US$800 juta dari para mitra pembangunan. 

Seperti diketahui, ADB, yang berbasis di Manila, dikhususkan untuk mengurangi kemiskinan di Asia dan Pasifik melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, pertumbuhan yang menjaga kelestarian lingkungan hidup, dan integrasi kawasan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya