Bagaimana Belajar Keluar dari Krisis

Ir. Goenardjoadi Goenawan MM.
Sumber :
VIVA.co.id
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
- Dulu, Jusuf Jalla memiliki motto "Lebih cepat lebih baik".  Presiden Joko Jokowi mengatakan "Saya lebih cepat lagi".
Nah
IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya
, mengapa ekonomi Indonesia sekarang lesu?

Lima Aktivitas yang Bikin Gampang Boros
Ibarat satu perusahaan Republik Indonesia, omzetnya menurun, (misalnya) ekonomi macet. Kenapa macet?

1. Dulu, belanja rumah tangga Indonesia didorong oleh golongan atas. Istilahnya top down consumerism economy.  Dulu semua dibeli, rumah, apartemen, mobil mahal dan lainnya. Sekarang itu, mesin ekonomi sudah berhenti. Ibarat rumah tangga, belanja model ala subsidi BBM gratis sudah usai. Kalau dulu lima persen golongan atas belanja, sekarang mesin ekonomi ini berhenti.

2. Akibat dari Kartu Indonesia Sehat BPJS Kesehatan, maka industri farmasi menjadi anjlok. Karena RS menjadi hampir gratis. Maka omzet industri obat pun menurun.

Pimpinan perusahaan sering mengatakan segala yang menurun harus dicarikan jalan supaya ada yang naik?

3. Sekarang yang naik adalah investasi pinjaman luar negeri. Karena sifat kapitalisme itu dasarnya power, maka dana pinjaman asing skalanya besar. Seperti kereta peluru Jakarta-Bandung yang sampai Rp55 triliun.  

Dana pinjaman asing yang masuk seperti proyek millennium village di Lippo Karawaci skalanya Rp200 triliun. Gedung tertinggi Menara Satu misalnya itu skala ratusan triliun. Ibarat pembuluh darah, ini tranfusi darah belum masuk ke pembuluh kapiler. Belum sampai ke bawah. Masih di pembuluh darah vena.

4. Di level pembuluh darah kapiler, skala mikro yang naik mendapatkan suntikan darah, paling GoJek. Ini skalanya terlalu kecil, yang naik juga sekarang klaim JHT.

Di Jawa Timur saja sudah ada 25.000 PHK. Termasuk di industri rokok. Padahal, industri rokok ini paling tahan krisis. Sedangkan beberapa merek burger dan pizza sudah hampir tutup.

Artinya, pembuluh darah kapiler mengalami blocking, ibarat asam urat mengganggu persendian tangan dan kaki. Lama-kelamaan bila pembuluh kapiler kekurangan darah bisa menjurus kepada frostbite. Jaringan sendi di jari-jari tangan dan kaki mati.

5. Bagaimana perusahaan Republik Indonesia ini mengatasinya? Yang terpenting bukan berapa target BKPM masuk sekian triliun, namun serapan ke masyarakat. Ada tiga jalur serapan berhenti. Subsidi BBM, serapan APBD, dan industri farmasi dan RS. Maka, sekarang harus dilakukan sodetan misalnya serapan anggaran melalui Bappenas. Itu pun masih kurang cepat waktunya.

Sekarang, dana Jamsostek (sekarang BPJS Ketenagakerjaan) masih menganggur di bank. Simpanan jangka panjang ini bisa digunakan untuk rescue, misalnya untuk pinjaman DP rumah tanpa bunga.  

Sekarang, kalau rumah murah seharga Rp250 juta pun membutuhkan DP Rp80 juta. Bila ini bisa dicicil tanpa bunga dengan jaminan dana jaminan sosial BPJS, maka ini bisa menjadi sodetan industri real estate.

6. Sodetan yang lain adalah pinjaman karyawan. Seharusnya dibuat mekanisme, misalnya sekarang produk kartu kredit yang menjadi lintah darat bisa diubah menjadi kredit konsumsi dengan jaminan sosial BPJS. Kartu kredit konsumsi (KKK) berbasis BPJS ini menjadi sodetan pengganti lintah darat.

Masyarakat harus dibuka akses kepada perbankan. Sekarang nasabah loan seluruh bank di Indonesia paling menyerap 10 juta nasabah. Selebihnya nasabah kartu kredit. Ini lah yang harus ditingkatkan menjadi 2-3 kali lipat. Harus diciptakan produk baru sodetan kepada masyarakat luas paling tidak berbasis BPJS Ketenagakerjaan.

Ir. Goenardjoadi Goenawan MM.

Konsultan dan motivator tentang paradigma baru tentang uang. Penulis 10 buku manajemen.
Buku terbaru Money Intelligent: Rahasia Kaya, Jangan Cintai Uang (Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM) , Kategori : Manajemen, Harga:  43.800   
Money Intelligent: Rahasia Kaya, Mulai Berbisnis (Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM.) , Kategori : Manajemen, Harga:  47.800  Mulai tersedia di toko-toko buku terdekat.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya