- Reuters Photo
VIVA.co.id - Sekitar 358 perusahaan besar Amerika Serikat (AS), yang masuk katagori Fortune 500, menyimpan lebih dari US$2,1 triliun keuntungan perusahaan di luar negeri. Ini semata-mata untuk menghindari pajak di AS.
Dilansir reuters, pada Rabu 7 Oktober 2015, apabila dana perusahaan-perusahaan AS itu direpatriasi akan menimbulkan utang pajak sekitar US$620 miliar.
Data tersebut berdasarkan laporan dari Citizens for Tax Justice, dan U.S PIRG Education Fund, yang dipublikasikan pada Selasa 6 Oktober 2015.
Studi kedua lembaga survei itu menemukan hampir tiga perempat dari perusahaan-perusahaan Fortune 500 menyimpan hasil keuntungannya di luar negeri dan mengelolanya di negara-negara "surga pajak" seperti Bermuda, Irlandia, Luksemburg, dan Belanda.
Perusahaan teknologi Apple menyimpan laba lebih dari US$181,1 miliar di luar negeri, paling banyak dibanding dengan perusahaan-perusahaan luar negeri lain. Apabila dana tersebut dipulangkan ke AS maka diperkirakan Apple akan kena pajak sekitar US$59,2 miliar.
Perusahaan General Electric menyimpan US$119 miliar di 18 negara bebas pajak. Perusahaan software Microsoft menyimpan US$108,3 miliar di lima negara.
Sebanyak 57 perusahaan menyatakan bahwa mereka membayar sekitar enam persen pajak di luar negeri, sangat rendah bila dibandingkan dengan pajak perusahaan di AS yang sebesar 35 persen.
"Kongres dapat, dan harus mengambil tindakan kuat untuk mencegah perusahaan menggunakan kebijakan bebas pajak di luar negeri. Ini akan mengembalikan keadilan dasar untuk sistem pajak, mengurangi defisit, dan meningkattkan fungsi pasar," demikian kesimpulan studi tersebut. (ren)