Insentif Industri Padat Karya Bisa Bendung Urbanisasi

Pemudik jalur mudik musim mudik arus balik
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside
VIVA.co.id
Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan, industri yang masuk kategori padat karya akan mendapat insentif dari pemerintah. Salah satunya pembebasan bea masuk bahan baku peralatan yang didapatkan melalui impor.

Aprindo: Pusat Belanja dan Mal Buka Seperti Biasa
Deputi Pengendalian Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis, Jumat 9 Oktober 2015, mengatakan ada 16 perusahaan yang mendapatkan insentif tersebut. 

Minat Investasi Tak Terpengaruh Aksi Demo 4 November
"Ini memang prioritas kami. Selain insentif, kami juga memfasilitasi jika ada permasalahan, kami akan membantu," kata dia dalam siaran pers yang diterima VIVA.co.id

Menurut Azhar, program padat karya ini ditujukan untuk daerah terpencil yang sama sekali belum tersentuh investasi. Dengan demikian, diharapkan mampu membendung arus urbanisasi ke kota besar, serta memberikan efek ganda di daerah tersebut.

Dia mencontohkan, dengan berdirinya pabrik-pabrik di daerah, akan terjadi penyebaran kegiatan ekonomi, sehingga kegiatan ekonomi tidak hanya di sekitar Jawa Barat dan Jakarta saja.

Selain itu, sarana penunjang juga akan menjadi fokus perhatian dari pemerintah dari program ini. Misalnya, yang tadinya jalan di sekitar pabrik tergolong buruk, dengan dibangunya pabrik akan ada distribusi barang dengan frekuensi yang sering, sehingga mendorong untuk perbaikan infrastruktur jalan.

Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatakan, dari peluncuran program sektor padat karya diharapkan mampu menyerap tenaga kerja, serta menunjukkan iklim investasi yang masih cukup baik di dalam negeri.

Untuk mendorong masuknya aliran investasi, pemerintah berjanji untuk membenahi sejumlah peraturan yang selama ini menghambat masuknya investor ke daerah. Pemerintah akan melakukan pemangkasan, penghapusan, dan menyederhanakan proses perijinan.



PT Energy Management Indonesia, salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dibidang konversi dan konservasi air dan energi  mendukung upaya pemerintah tersebut. Hal ini tercermin dari pembangunan pabrik pelet kayu di Purworejo yang sudah sampai tahap pemasangan tiang pancang.

Direktur Utama EMI, Aris Yunanto mengungkapkan, program investasi padat karya menciptakan lapangan kerja. Karena itu, pembangunan pabrik pelet kayu ini akan melibatkan penduduk yang menjadi petani di sekitar Purworejo antara lain Wonosobo, Kebumen hingga Banyumas, dalam penyediaan dan pengolahan bahan baku pelet kayu tersebut.

Dia mengatakan, petani yang menjadi anggota Koperasi Unit Desa sekitar  Purworejo akan menjadi penyedia bahan utama pelet yakni kayu Kaliandra. "Penduduk Purworejo juga menjadi pekerja di pabrik, ini akan menggerakkan roda ekonomi Purworejo," kata Aris.

Aris menjelaskan, pabrik pelet kayu dibangun di Purworejo, karena daerah itu strategis dan dekat dengan Yogyakarta. Purworejo juga merupakan pemasok kayu Kaliandra yang melimpah untuk menjadi bahan baku pelet kayu.

Dia mengatakan, terdapat kebun kaliandra yang sangat luas, serta banyak pabrik kayu yang limbahnya bisa dimanfaatkan jadi pelet kayu. Sebagai informasi, palet kayu bisa digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan dibandingkan batu bara. 

Sementara itu, Bupati Purworejo, Mahsun Zain mengatakan, saat ini pihaknya sedang gencar melakukan deregulasi untuk mempermudah investasi di Kabupaten Purworejo.

Menurut dia, dengan dibangunya pabrik pelet kayu oleh EMI, diharapkan mampu meningkatkan ekonomi kerakyatan dan kesejahteraan masyarakat Purworejo, serta mendorong minat investor untuk berinvestasi di daerah tersebut. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya