Jokowi Nyatakan RI Akan Bergabung Perdagangan Trans-Pasifik

Presiden dan istri, Iriana Joko Widodo.
Sumber :
  • Reuters/Beawiharta

VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo menyatakan niat Indonesia untuk bergabung dengan blok perdagangan bebas Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) kepada Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.

Jokowi: Tax Amnesty Jadi Jawaban Merebut Dana Investasi

Hal itu diutarakan Jokowi, saat pertemuannya dengan Obama di Gedung Putih, Washington DC, pada Senin malam 26 Oktober 2015.

"Indonesia adalah ekonomi yang terbuka dan dengan populasi sebanyak 250 juta jiwa, kami adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Kami berniat bergabung dengan TPP," kata Jokowi seperti dikutip dari BBC.

Disindir Jokowi Soal Anggaran, Ini Kata Gubernur Aher

Pernyataan Jokowi tersebut disambut Obama. Menurut Presiden AS, Washington DC membutuhkan hubungan baik dengan dengan Jakarta.

"Jelas bahwa saya punya kepentingan yang sangat pribadi di Indonesia, mengingat saya menghabiskan waktu di sana saat anak-anak, dan punya saudara warga Indonesia," kata Obama.

Jokowi 'Semprot' Ahok Soal Serapan Anggaran

Namun, diutarakannya, kemitraan Indonesia-AS menjadi kepentingan AS, mengingat Indonesia memiliki populasi besar, serta perannya dalam perdagangan, komersial, dan pembangunan ekonomi.

Saat ini, ada 12 negara bergabung dalam TPP, termasuk Australia, Kanada, Jepang, Meksiko, Vietnam, dan AS. TPP telah menciptakan kawasan perdagangan bebas terbesar di dunia. TPP tidak melibatkan China, menyiratkan persaingan antara China dan AS.

Bergabungnya Indonesia dengan TPP, berarti membuka pintu perdagangan bebas dan sejumlah sektor industri bagi investasi asing.

Perwakilan perdagangan AS, Michael Froman, mengatakan ada banyak yang harus dikerjakan Indonesia, yakni memangkas birokrasi, meniadakan sejumlah penghalang, seperti persyaratan keberadaan konten lokal dan produk-produk asing. Kemudian, menghilangkan pembatasan impor dan ekspor, serta melindungi hak intelektual.

Komitmen investasi

Dalam kunjungannya ke AS, Jokowi mendapatkan kesepakatan komitmen investasi dari AS dengan nilai lebih dari US$20 miliar. Di antaranya, komitmen investasi infrastruktur dari Coca-Cola senilai US$500 juta dan komitmen investasi sektor energi dan kesehatan dari General Electric senilai US$1 miliar.

Pertamina dan perusahaan energi Corpus Christie Liquefaction, anak perusahaan Cheniere Energy, juga melakukan kesepakatan senilai US$13 miliar.

Presiden Jokowi terpaksa membatalkan pertemuannya dengan para eksekutif teknologi AS, termasuk dengan Direktur Utama Apple Tim Cook pada hari ini, Selasa 27 Oktober 2015.

Juru bicara Kepresidenan, Ari Dwipaya mengatakan, Presiden Jokowi harus kembali ke Indonesia, pada hari ini, untuk mengatasi kabut asap yang semakin memburuk di Indonesia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya