Otomotif Anjlok, Laba Bersih Konglomerasi Astra Merosot

Gedung Astra International
Sumber :
  • Astra International
VIVA.co.id
Wapres Imbau Produsen Otomotif Manfaatkan Tax Amnesty
- Kinerja keuangan PT Astra Intenational Tbk, hingga kuartal tiga tahun ini, hingga September terus bergerak ke zona negatif. Anjloknya penjualan mobil dan motor, sebagai salah satu bisnis penopang perusahaan merosot tajam di sembilan bulan pertama tahun ini. 

JK Bangga Penjualan Mobil Capai Satu Juta Unit per Tahun
Presiden Direktur Astra International, Prijono Sugiarto menjabarkan pendapatan bersih perusahaan turun delapan persen dari Rp150,5 triliun menjadi Rp138,17 triliun. Hal tersebut, secara otomatis menggerus laba bersih perusahaan yang hanya Rp11,9 triliun, anjlok 17 persen dari periode yang sama sebelumnya Rp14,4 triliun. 

Tips Sukses Bisnis Pencucian Mobil dan Motor
"Situasi bisnis yang menantang yang dihadapi oleh Grup Astra terus berlanjut dan kami memperkirakan kinerja dari seluruh lini bisnis tidak akan mengalami banyak perubahan di sisa penghujung tahun ini," ujarnya dalam siaran pers yang diterima VIVA.co.id, Kamis 29 Oktober 2015. 

Dia mengatakan, aktivitas bisnis grup meliputi enam lini bisnis, yaitu otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur, logistik dan lainnya, serta teknologi informasi. Penurunan kontribusi dari seluruh segmen bisnis, kecuali alat berat dan pertambangan. 



Otomotif

Laba bersih dari grup bisnis otomotif menurun 10 persen menjadi Rp5,3 triliun. Secara keseluruhan, lemahnya permintaan otomotif selama sembilan bulan pertama 2015 disebabkan oleh perlambatan ekonomi. 

Selain itu, diskon harga di pasar mobil yang disebabkan oleh kelebihan kapasitas produksi terus memberikan dampak negatif terhadap laba bersih. Bisnis komponen otomotif juga memberikan kontribusi yang lebih rendah, disebabkan berkurangnya volume dan pelemahan nilai tukar Rupiah.

Penjualan mobil secara nasional menurun sebesar 18 persen menjadi 765 ribu unit. Penjualan mobil Astra menurun sebesar 20 persen menjadi 382.000 unit, sehingga menyebabkan penurunan pangsa pasar dari 51 persen menjadi 50 persen sepanjang sembilan bulan pertama 2015. Grup telah meluncurkan 14 model baru dan delapan model revamped selama periode ini. 

Sedangkan penjualan sepeda motor nasional, menurun sebesar 20 persen menjadi 4,8 juta unit. Penjualan sepeda motor dari PT Astra Honda Motor (AHM) mengalami penurunan sebesar 14 persen menjadi 3,3 juta unit, sehingga pangsa pasarnya meningkat dari 63 persen menjadi 68 persen. 

AHM telah meluncurkan sembilan model baru dan enam model revamped selama periode ini. Astra Otoparts, bisnis komponen grup, mencatat penurunan laba bersih sebesar 72 persen menjadi Rp179 miliar, yang disebabkan oleh menurunnya volume dan penurunan margin manufaktur karena pelemahan nilai tukar rupiah.

Jasa keuangan

Laba bersih bisnis jasa keuangan grup menurun sebesar 21 persen menjadi Rp3 triliun. Jika keuntungan (one-time gain) dari akuisisi 50 persen kepemilikan di Astra Aviva Life pada bulan Mei 2014 tidak diperhitungkan, laba bersih dari bisnis jasa keuangan menurun 11 persen. 

Kenaikan laba bersih PT Federal International Finance dan PT Toyota Astra Financial Services diimbangi oleh penurunan kontribusi dari bisnis jasa keuangan lainnya. 

Sektor bisnis pembiayaan konsumen menunjukkan penurunan total pembiayaan sebesar 4 persen menjadi Rp46,0 triliun, termasuk melalui joint bank financing without recourse. PT Astra Sedaya Finance yang fokus pada pembiayaan roda empat mencatat penurunan laba bersih sebesar 17 persen menjadi Rp722 miliar. 

Sementara itu, PT Federal International Finance yang fokus pada pembiayaan roda dua mencatat kenaikan laba bersih sebesar 11 persen menjadi Rp1,1 triliun, yang diuntungkan dari kenaikan pangsa pasar dan diversifikasi produk. 

Total pembiayaan yang dikucurkan oleh pembiayaan alat berat grup meningkat 21 persen menjadi Rp3,2 triliun. 

Sementara itu, PT Bank Permata Tbk, yang 44,6 persen sahamnya dimiliki perseroan, mencatat penurunan laba bersih sebesar 24 persen menjadi Rp938 miliar, seiring dengan meningkatnya cadangan kerugian atas pinjaman yang diberikan.

Perusahaan asuransi grup, Asuransi Astra Buana, mencatat penurunan laba bersih yang disebabkan oleh penurunan pendapatan investasi. Perusahaan ventura bersama asuransi jiwa antara Grup Astra dengan Aviva Plc, yang 
memasarkan produk dan jasa asuransinya, berhasil menambahkan 14.700 nasabah asuransi jiwa perorangan dan lebih dari 150 ribu nasabah asuransi kumpulan untuk program kesejahteraan karyawan selama periode tersebut.

Alat berat dan pertambangan

Laba bersih grup Astra dari segmen alat berat dan pertambangan meningkat sebesar 15 persen menjadi Rp3,3 triliun. PT United Tractors Tbk (UNTR), yang 59,5 persen sahamnya dimiliki oleh perseroan, mencatat penurunan pendapatan bersih sebesar 6 persen walaupun laba bersih meningkat 17 persen menjadi Rp5,6 triliun.

Yang diuntungkan oleh pelemahan rupiah, di mana UNTR memperoleh sebagian pendapatan dan mempunyai aset moneter dalam mata uang dolar Amerika Serikat.

Agribisnis

Di bidang usaha agribisnis, laba bersih yang dicapai sebesar Rp116 miliar, mengalami penurunan 92 persen. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), yang 79,7 persen sahamnya dimiliki perseroan, membukukan laba bersih sebesar Rp 145 miliar, turun 92 persen. 

Harga rata-rata CPO mengalami penurunan sebesar 15 persen menjadi Rp7.221/kg dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, sedangkan penjualan CPO menurun 18 persen menjadi 826 ribu ton, sedangkan penjualan olein meningkat 108 persen menjadi 300 ribu ton. 

Keuntungan dari pelemahan mata uang Rupiah terhadap pendapatan AAL yang terkait dengan mata uang dolar Amerika Serikat tidak mampu mengimbangi dampak kerugian yang timbul atas kewajiban moneternya dalam mata uang dolar Amerika Serikat.

Infrastruktur, logistik dan linnya

Laba bersih segmen infrastruktur, logistik dan lainnya menurun sebesar 64 persen menjadi Rp91 miliar, sebagian besar karena kerugian awal yang timbul dari dimulainya pengoperasian seksi satu jalan tol Kertosono-Mojokerto. 

PT Marga Mandala Sakti (MMS), operator jalan tol yang mengoperasikan jalur Tangerang-Merak sepanjang 72,5 km, yang 79,3 persen sahamnya dimiliki perseroan, mencatat peningkatan volume trafik kendaraan sebesar delapan persen menjadi 34 juta kendaraan. 

Pembangunan konstruksi sepanjang 40,5 km di jalan tol Kertosono-Mojokerto yang berlokasi di dekat Surabaya terus berlanjut. Jalan tol seksi satu sepanjang 14,7 km sudah mulai beroperasi pada Oktober 2014, tahap selanjutnya diharapkan dapat beroperasi pada 2016, bergantung pada selesainya proses pembebasan lahan. 

Pada Juli 2015, Astratel mengakuisisi 25 persen kepemilikan pada jalan tol Semarang-Solo sepanjang 73 km. Seksi satu dan dua, sepanjang 23 km, sudah beroperasi. Jika ditambahkan dengan kepemilikan 40 persen saham Astratel di jalan tol lingkar luar Kunciran-Serpong sepanjang 11,2 km, total jalan tol yang dimiliki Grup saat ini mencapai 197,2 km. 

Pendapatan bersih PT Serasi Autoraya (SERA) mengalami penurunan lima persen dan laba bersih menurun 50 persen menjadi Rp48 miliar, disebabkan menurunnya jumlah kontrak sewa kendaraan di bisnis rental kendaraan TRAC menjadi 26 ribu unit. 

PAM Lyonnaise Jaya, perusahaan penyedia air bersih yang melayani wilayah barat Jakarta, mengalami sedikit penurunan penjualan volume air bersih menjadi 117 juta meter kubik.

Sementara itu, penjualan Anandamaya Residences, proyek residensial eksklusif yang berlokasi di pusat bisnis Jakarta, yang 60 persen sahamnya dimiliki oleh Perseroan, terus berlanjut memimpin pasar. Dalam segi harga dan minat beli yang kuat dengan penjualan unit hampir mencapai 90 persen dari total 509 unit yang ada.

Teknologi informasi

Laba bersih dari segmen teknologi informasi turun sebesar delapan persen menjadi Rp123 miliar. PT Astra Graphia Tbk (ASGR), yang 76,9 persen sahamnya dimiliki perseroan, merupakan perusahaan yang aktif bergerak di bidang informasi dokumen dan solusi teknologi komunikasi serta agen tunggal penyalur peralatan kantor Fuji Xerox di Indonesia, melaporkan laba bersih sebesar Rp160 miliar atau menurun delapan persen. 

Situasi bisnis yang menantang yang dihadapi oleh grup Astra terus berlanjut dan kami memperkirakan kinerja perdagangan dari seluruh lini bisnis, tidak akan mengalami banyak perubahan di sisa penghujung tahun ini. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya