Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- Harapan akan menguatnya laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tampaknya harus tertahan, setelah di akhir pekan kemarin, laju rupiah gagal memenuhi harapan.
Baca Juga :
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
"Masih adanya ketidakpastian membuat laju rupiah dapat bergerak variatif. Apalagi, jika data-data di awal pekan tidak sesuai estimasi maka dapat membuat laju rupiah dapat melanjutkan pelemahannya," kata Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, di Jakarta, Senin, 2 November 2015.
Baca Juga :
Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
Menurut Reza, belum tuntasnya pembahasan rapat anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) membuat pelaku pasar wait and see (menunggu dan mengawasi)Â sehingga mengurangi dorongan positif bagi rupiah.
"Pasca mengalami kenaikan, laju Rupiah kembali mengalami pelemahan," tuturnya.
Tidak hanya itu, kata Reza, adanya potensi ketidakpastian akan kondisi makro ekonomi turut direspons negatif. Apalagi, setelah dikonfirmasi oleh Bank Indonesia melalui pernyataannya saat Rapat Dewan Gubernur (RDG) lalu.
"Indonesia dalam RDG lalu menyampaikan bahwa ada ruang untuk melakukan pelonggaran (kebijakan moneter) dengan adanya perkembangan ekonomi domestik. Tapi, pelaksanaan pelonggaran itu harus pertimbangkan kondisi dunia yang dapat memberikan ketidakpastian di pasar keuangan," ujarnya.
Padahal, jelang akhir pekan, laju dolar AS terlihat melemah terhadap sejumlah mata uang dunia seperti euro, poundsterling, yen, dan yuan. Namun, tidak cukup kuat memberikan sentimen positif pada laju rupiah.
Dengan demikian, pergerakan rupiah hari ini diprediksi akan berada di target batas bawah Rp 13.575, dan bergerak di kisaran Rp13.645-Rp13.620. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Pasca mengalami kenaikan, laju Rupiah kembali mengalami pelemahan," tuturnya.