Lambat Selesaikan RUPTL, PLN Kena Tegur

PLTS Cirata Resmi Beroperasi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
34 Proyek Pembangkit Listrik Mangkrak, Negara Merugi
-  PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN belum menyelesaikan Rencana Umum Pembangkit Tenaga Listrik (RUPTL) yang baru. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta perusahaan pelat merah itu segera merampungkannya.

PMA Tak Merata Akibat Kurang Listrik
"Menteri (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral/ESDM, Sudirman Said), sudah ngejar-ngejar agar ada acuan pembangkit yang dibangun," kata Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Alihuddin Sitompul, kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Jumat, 6 November 2015.

Strategi Menteri Arcandra Targetkan PLTP 7.000 MW
Alihuddin mengharapkan agar RUPTL ini bisa diselesaikan secepatnya oleh PLN sehingga ada acuan pembangkit listrik terkait proyek 35 ribu MW. Dalam RUPTL itu, PLN harus merevisi jumlah pembangkit yang digarapnya.

Awalnya, dalam proyek 35 ribu MW, BUMN ini menggarap 10 ribu MW pembangkit listrik. Kini, pemerintah meminta agar PLN hanya menggarap 5 ribu MW dalam proyek ini dan perseroan diminta fokus pada pembangunan transmisi.

"Ini harus diselesaikan secepatnya agar ada acuan ke depannya," kata dia.

Sekadar informasi, mengacu pada RUPTL lama, dalam proyek 35 ribu MW, akan dibangun 291 pembangkit, 732 transmisi, 75 ribu set tower, dan 1.375 gardu induk. 

Total investasi yang diperkirakan terserap dalam proyek 35 ribu MW ini sebesar US$72,94 miliar yang terdiri atas 291 unit pembangkit listrik berkapasitas total 42,94 ribu MW yang menelan dana US$53,66 miliar, investasi sebesar US$10,83 miliar untuk 732 transmisi sepanjang 46,59 ribu km, dan investasi sebesar US$8,38 miliar untuk 1.375 gardu induk dengan total kapasitas 108,78 ribu MVA.

Hal ini menanggapi pernyataan Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani, yang menyebutkan bahwa banyak investor listrik yang mengeluh lambatnya proses penetapan RUPTL.

"Banyak investor di bidang listrik yang mengeluh karena proses yang cukup lambat di dalam penetapan RUPTL," kata Franky di Jakarta, Kamis, 5 November 2015.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya