Sumber :
- BBC
VIVA.co.id
- Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong, menyatakan, kondisi perekonomian global tengah mengalami dua peristiwa bersejarah. Indonesia dianggap perlu mengubah pola pikir dalam menyikapi perkembangan tersebut.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
Baca Juga :
IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya
Menurut Lembong, kedua peristiwa tersebut mulai dari pakta perdagangan bebas antarnegara Asia Pasifik atau Trans Pacific Partnership (TPP), sampai dengan mata uang renminbi yang segera dinyatakan sebagai salah satu mata uang dunia pada 30 November 2015.
Baca Juga :
Lebih Oke Mana, Ekonomi RI atau Brasil?
"Kita sedang mengalami, atau di ambang dua peristiwa bersejarah. Pertama, TPP yang mengubah secara total peta perdagangan dunia dan peta geopolitis. Kedua, mata uang Tiongkok yang akan dinyatakan sebagai mata uang dunia kelima," ujar Thomas di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu 25 November 2015.
Thomas mengatakan, kedua peristiwa itu, perlu mendapatkan tanggapan serius dari sejumlah negara berkembang, baik di wilayah Asia maupun Eropa. Sebab, hal ini akan menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi pertumbuhan perekonomian ke depan.
"Presiden, Wakil Presiden, dan Menteri di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20, Asian Pacific Economic Cooperation (APEC), mengimbau untuk benar-benar menanggapi secara serius. Supaya bisa bisnis seperti biasanya," kata dia.
Menurut Thomas, semua negara, termasuk Indonesia harus bisa memanfaatkan momentum perubahan seperti ini. Persiapan yang matang, merupakan salah satu hal penting untuk menghadapi kedua peristiwa tersebut.
"Ini dua peristiwa yang sangat dahsyat, dan kita harus mengubah pola pikir. Memanfaatkan momentum dari perkembangan bersejarah seperti ini," tuturnya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Thomas mengatakan, kedua peristiwa itu, perlu mendapatkan tanggapan serius dari sejumlah negara berkembang, baik di wilayah Asia maupun Eropa. Sebab, hal ini akan menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi pertumbuhan perekonomian ke depan.
