Wapres: Indonesia Harus Kurangi Impor BBM

Wakil Presiden Jusuf Kalla
Sumber :
  • REUTERS/Aaron Favila/Pool

VIVA.co.id - Pemerintah mendukung upaya untuk mewujudkan kemandirian energi nasional. Salah satunya meningkatkan produksi BBM, dengan cara meningkatkan kapasitas produksi kilang PT Pertamina (Persero).

Cara Pasang Lebih dari Satu BBM dalam Satu Smartphone

"Secara bertahap, Indonesia harus dapat mengurangi impor BBM. Bahkan kami optimis, Indonesia dapat terbebas sama sekali dari impor BBM," kata Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), saat peresmian Refinery Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Unit IV Cilacap, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis, 26 November 2015.

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, mengatakan, Pertamina berkomitmen untuk meningkatkan dan mengembangkan kilang Cilacap dan kilang-kilang lainnya. Dengan semakin efisiennya kilang Pertamina, perusahaan pelat merah ini akan semakin kompetitif dalam persaingan penyediaan BBM di pasar.

Ketersediaan LPG & BBM Jelang Lebaran, Harus Terkontrol

Ada manfaat berganda yang dapat dirasakan oleh masyarakat dari setiap proyek yang dilaksanakan Pertamina. Misalnya, proyek RFCC Cilacap bisa memberikan lapangan pekerjaan untuk 8.700 orang selama proyek, dan 400 orang saat beroperasi.

"RFCC Cilacap juga telah memberikan kontribusi pajak untuk pemerintah dan percepatan pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar proyek. Bahkan manfaatnya bisa menjangkau tidak kurang dari 16 ribu orang selama proyek berlangsung," ujarnya di tempat yang sama.

Organda: Seluruh Angkutan Umum Bakal Berfasilitas AC

Sekadar informasi, RFCC akan mengolah feed stock berupa LSWR (Low Sulfur Waxy Residue) sebanyak 62 ribu barel per hari (bph), yang dihasilkan dari Crude Distillation Unit (CDU) II, menjadi produk bernilai tinggi, yaitu HOMC, peningkatan produksi elpiji dan produk baru propylene.

Proyek dengan nilai investasi US$846,89 juta ini dilaksanakan oleh konsorsium Adhi-GS E&C.

RFCC memiliki 21 unit equipment, serta telah sukses beroperasi dan meneteskan produk perdananya pada 30 September 2015. Pada saat beroperasi 100 persen. RFCC dapat memproduksi HOMC sekitar 37 ribu bph, 1.066 ton per hari elpiji dan 430 ton per hari propylene.

Dari produksi HOMC tersebut, sebagian besarnya diproses lebih lanjut untuk diproduksi menjadi BBM Premium. Saat ini, produksi premium dari kilang Cilacap sebanyak 61 ribu bph. Dengan beroperasinya RFCC, produksi Premium dari Kilang Cilacap akan menjadi 91 ribu bph, sehingga impor Premium dapat ditekan.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya