Sumber :
- REUTERS/Andrew Cullen
VIVA.co.id
- Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) dan Brent melemah pada penutupan perdagangan Kamis waktu New York, setelah enam hari berturut-turut membukukan keuntungan karena meningkatkan kekhawatiran atas ketegangan di Timur Tengah.
Dilansir CNBC, Jumat, 27 November 2015, turunnya harga minyak disebabkan karena pasar lebih memfokuskan pada banjirnya pasokan minyak mentah di pasar global.
Baca Juga :
OPEC Berencana Tahan Pasokan, Harga Minyak Naik
Volume perdagangan minyak tipis menyusul bursa saham Wall Street pada Kamis tutup karena liburan Thanksgiving (pengucapan syukur).
Harga minyak AS alias WTI berjangka ditutup pada level US$42,51 per barel, atau turun 53 sen dibanding perdagangan sebelumnya.
Harga minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Desember, turun 71 sen di posisi US$45,46 per barel.
Sebelumnya, pedagang dan investor cukup optimis pasokan minyak dari Timur Tengah akan terganggu dengan ditembak jatuhnya jet tempur Rusia oleh Turki.
Namun, keyakinan mereka surut setelah melihat kenyataannya pasokan minyak di pasar global tetap tinggi, bahkan pasokan cenderung meningkat.
Penguatan kurs dolar AS terhadap mata uang mitra dagang lainnya juga menekan harga minyak.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga belum menentukan langkah untuk menstabilkan harga minyak kembali, karena mereka lebih memilih untuk mempertahankan pangsa pasar. Pasar sangat khawatir harga minyak bisa meluncur drastis ke level US$20 per barel.
"OPEC dengan sangat eksplisif menyatakan tidak akan memangkas produksi minyak untuk mengantisipasi harga rendah. Selain itu kembalinya Iran ke pasar, dikhawatirkan akan menambah 32 juta barel per hari," kata Bjarne Schieldrop, Chief Commodity Analyst SEB. (ase)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Harga minyak AS alias WTI berjangka ditutup pada level US$42,51 per barel, atau turun 53 sen dibanding perdagangan sebelumnya.