Jokowi Minta Jangan Takut Berkompetisi di Era MEA

Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id
Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
- Presiden Joko Widodo meminta para pemimpin dunia usaha dan masyarakat tidak perlu takut dalam memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal 2016 mendatang. 

Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016
Jokowi mengajak semua pihak untuk mengidentifikasi secara detail kelemahan untuk menentukan amunisi yang perlu disiapkan dalam menghadapi era tersebut.

Pengamat: Proyek Infrastruktur Jangan Disetop
“Persaingan ibarat sebuah peperangan, maka untuk memenangkannya harus disiapkan dulu amunisinya. Misalnya, bagaimana mengukur kekuatan dan kelemahan dengan indikator ekonomi. Itu angka yang menurut saya masih baik dibanding negara lain. Inflasi kalau kita lihat tahun kemarin 8,2 persen, tahun ini perkiraan masih di antara 3,5-3,8 persen,” kata Presiden Jokowi, dikutip laman Sekretariat Kabinet, Jumat, 27 November 2015.

Menurut Jokowi, hingga November 2015, inflasi masih di bawah 3,5 persen, dan mungkin hingga akhir tahun bisa di bawah tiga persen. 

Dia mengklaim, hal itu menunjukkan keberhasilan pengendalian inflasi, dari 8,2 persen anjlok jadi kurang lebih tiga persen.

Pemerintah, lanjut Jokowi, juga terus membangun infrastruktur, seperti jalan tol, kereta api, dan tol laut. 

Dia menjelaskan, upaya lain yang perlu diwujudkan adalah konektifitas lintas pulau dan intra pulau, meski hasilnya tidak bisa dirasakan dalam satu atau dua bulan.

“Upaya-upaya ini dilakukan agar dapat menekan biaya logistik menjadi murah yang tentunya akan menekan harga barang menjadi lebih rendah. Kalau tidak, ya biaya yang ada akan seperti sekarang,” ujar Jokowi.

Jokowi membandingkan biaya angkut sapi dengan menggunakan kapal yang dapat mengangkut 500 sapi dan dengan truk. 

“Dulu sekali angkut sapi Rp2 juta per sapi, setelah ada kapal, biayanya menjadi Rp300 ribu, sehingga harga daging sapi pun akan turun,” katanya.

Jokowi juga mengingatkan, bahwa Indonesia harus mulai mengekspor barang jadi, jangan lagi hanya mengekspor barang mentah. 

"Kita tidak bisa lagi mengekspor kakao mentah, CPO (crude palm oil), aluminium, bauksit, sehingga kita harus memulai hilirisasi dan industrialisasi. Harus diberi nilai tambah di dalam negeri akan mendapat nilai yang berlipat-lipat,” ujar Jokowi.

Jokowi memaparkan, Indonesia saat ini membutuhkan investasi padat karya. Sebab, ungkap Jokowi, data yang diperolehnya menunjukkan 60 persen tenaga kerja memiliki latar belakang pendidikan SD, SMP, SMA dan SMK. 

“Jangan sampai kita membuka investasi yang menguras sumber daya alam,” katanya. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya