Untung Aduhai dari si Bonsai

Budidaya bonsai
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dodi Handoko
VIVA.co.id
Miliarder Sara Blakely Berbagi Nasihat Bisnis Terbaiknya
- Sebagian pebisnis berhasil karena menekuni hobinya. Hal itu juga terjadi pada Dave Rizal Masiruw. Dia mengaku, sudah lama kepincut dengan bonsai, karena bentuknya yang indah dan variatif. 

Tak Selesai Kuliah, Ahmed Haider Ciptakan Aplikasi Drone
“Bonsai ini adalah hobi saya. Sejak kecil saya memang suka dengan dunia tanaman. Kalau bonsai saya baru menekuninya beberapa tahun ke belakang,” ujar Rizal kepada VIVA.co.id, ketika ditemui di pameran Flora, Lapangan Banteng, beberapa waktu yang lalu.
 
Kisah Shelby Clark Temukan Ide Aplikasi Penyewaan Mobil
Menurutnya, banyak orang memandang bahwa memelihara bonsai itu ribet dan sangat merepotkan. Tapi baginya, anggapan itu justru sebaliknya. 

“Saya penggila bonsai. Saya sudah jatuh cinta dengan bonsai. Nah, kalau yang namanya sudah cinta, yang namanya repot itu sudah tidak ada lagi. Yang ada malah senang saja. Bahkan, bagi saya bonsai ini adalah terapi dan obat anti stres. Kerja yang monoton bisa membosankan, dan dengan melihat bonsai bisa jadi penawarnya,” katanya.
 
Kecintaannya terhadap bonsai bukan tanpa alasan. Program go green yang dilakukan pemerintah adalah support baginya untuk mendedikasikan diri dalam lingkungan hidup. Bisnisnya yang dinamai Bonsai Freax dimulai dengan modal seadanya.
 
“Kalau soal modal, yang namanya sudah jadi hobi, agak susah untuk dikalkulasikan. Saya belinya tidak langsung, sedikit demi sedikit dulu. Terkadang saya hanya beli Rp20 ribu, dua tahun kemudian saya jual lagi dengan harga Rp2 juta setelah melewati perawatan dan menjadi indah,” ungkapnya.
 
Pria yang saat ini telah memiliki kebun seluas satu hektare di kawasan Kuningan, Jawa Barat, ini mengaku kalau jenis bonsai yang ada di Indonesia sudah lebih dari 100 jenis dengan gaya yang bermacam-macam.
 
“Di Kuningan saya punya kebun untuk pembibitan dan pembesaran seluas satu hektare. Di sana ada lebih dari 100 tanaman yang sudah dikembangbiakkan. Di Jakarta juga ada, saya buat taman bonsai di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur,” sebutnya.
 
Rizal pertama kali membuat bonsai jenis sanchang yang ia beli seharga Rp40 ribu. Setelah itu, ia juga membuat bonsai jenis anting putri yang dibelinya secara bonggolan.
 
“Saya mulai menemukan gaya bonsai setelah membuat anting putri itu,” katanya. 

Dalam beberapa tahun ini, ia pernah menjual bonsai termahalnya seharga Rp10 juta. "Itu dari jenis beringin,” tuturnya.
 
Dia menjelaskan, saat ini dia belum memfokuskan ke penjualan, tapi lebih ke penularan rasa cinta terhadap bonsai. Karena itulah, dia sudah berencana membuat komunitas pecinta bonsai di Jakarta.
 
“Operasional saya dalam sebulan lebih dari Rp10 juta. Kalau melihat dari sisi bisnis, bisa tidak tertutup. Tapi, saya melihatnya lebih ke jangka panjang, semakin banyak orang yang suka dengan bonsai, maka bisnis ini akan tetap bertahan,” jelasnya.
 
Selama ini yang dialaminya, para konsumen lebih tertarik dengan bonsai-bonsai kecil atau yang besar sekalian. Dia mengaku, pada dasarnya semua orang bisa membuat bonsai.
 
“Semua orang itu memiliki nilai seni dalam dirinya. Yang terpenting, untuk melakukan sesuatu itu harus cinta dulu, soal teknis akan menyusul kemudian,” paparnya.
 
Kini, setelah beberapa tahun menggeluti dunia bonsai, dia merasa bonsai masih memiliki nilai bisnis yang potensial. Dua tahun lalu, dengan bisnis ini ia mampu meraup untung bersih hingga Rp240 juta sebulan.
 
“Indonesia kalau dibina secara serius bisa menjadi salah satu sumber tanaman bonsai terbesar di dunia. Sayangnya, saat ini belum benar-benar diperhatikan,” jelasnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya