Saham-saham Asia Dibuka di Zona Hijau

Seorang pekerja melewati bursa Tokyo.
Sumber :

VIVA.co.id - Pasar saham Asia naik tipis pada pembukaan perdagangan Selasa, 1 Desember 2015. Investor menunggu survei di China di tengah kekhawatiran tentang kondisi ekonomi dunia dan rilis data manufaktur. 

Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008

Wall Street melemah semalam, meskipun indeks utama AS masih menguat untuk dua bulan berturut-turut. China akan merilis manufaktur resmi untuk bulan November, demikian dilansir dari CNBC, Selasa 1 Desember 2015. 

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3 persen pada awal perdagangan. Sementara itu, indeks saham Nikkei diperdagangkan naik 170 poin atau 0,87 persen ke level 19.918.
Mengekor Wallstreet, Bursa Asia Dibuka Melemah

Saham blue chips di bursa Jepang diperdagangkan di zona hijau, dengan saham Toyota, Sony, Canon, dan Mitsubishi Electric naik antara 0,7 persen hingga 2,8 persen.

Sementara itu, indeks saham Kospi di Korea Selatan naik 21 poin atau 1,06 persen. Namun, ekspor yang turun 4,7 persen karena permintaan global yang lesu terus membebani.

Menurut jajak pendapat Reuters, para ahli memprediksi ekspor Korea Selatan merosot lebih tajam hingga 8,3 persen.

Saham raksasa elektronik Samsung Electronic naik 1,71 persen setelah perusahaan mengumumkan Dongjin Koh akan menjadi presiden baru bisnis smartphone.

Indeks ASX 200 diperdagangkan menguat 81 poin atau 1,57 persen ke level 5.248 pada perdagangan pagi. Reserve Bank of Australia (RBA) akan menggelar pertemuan, namun analis tidak melihat akan ada perubahan dalam kebijakan moneter Australia.

Saham di Bursa-bursa Asia Rabu ini Dibuka Melemah
Investor masih fokus pada mata uang China, yuan, setelah Dana Moneter Internasional (IMF) pada Senin menyatakan mata uang negara Tirai Bambu itu sebagai aset cadangan internasional. Pemberlakuan yuan sebagai aset cadangan internasional akan berlaku pada Oktober 2016.
Bursa Efek Australia atau Australian Securities Exchange (ASX)

Bursa Asia Pasifik Tertekan Dinamika Pilpres AS

Investor mencermati siapa presiden AS yang baru.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016