Anggarkan Triliunan, Jokowi Mulai Bangun Kapal Induk

Ilustrasi tol laut.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Tudji Martudji

VIVA.co.id - Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Dirjen Hubla) Bobby R. Mamahit melakukan peletakan Lunas (Keel laying) untuk 50 unit kapal perintis dan tiga unit kapal induk perambuan, atau kapal kenavigasian di Galangan Kapal PT Dumas Tanjung Perak Shipyard Surabaya hari ini, Rabu 2 Desember 2015. 

Respons KMP Rafelia II, Kemenhub Terbitkan 5 Aturan Baru

Pembangunan 50 unit kapal perintis dan tiga unit kapal induk perambuan tersebut, dibiayai dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015-2017. Kapal-kapal itu merupakan bagian dari program tol laut Presiden Joko Widodo. 

Dalam siaran pers yang diterima VIVA.co.id, pembiayaan projek  kapal perintis dan kapal induk perambuan ini yaitu: 
Tol Laut Pengaruhi Harga Pangan di Wilayah Timur RI

A. 25 unit kapal tipe 2000 GT, dengan nilai kontrak sebesar Rp1,842 triliun. Waktu pelaksanaan pembangunan ditetapkan selama 25 bulan.
JK: Semua Kapal Angkut Sudah Bekas dan Tua

B. 20 unit kapal tipe 1200 GT, dengan nilai kontrak sebesar Rp1,079 triliun. Waktu pelaksanaan pembangunan ditetapkan selama 25 bulan.

C. Lima unit kapal tipe 750 DWT, dengan total nilai kontrak sebesar Rp160,2 miliar. Waktu pelaksanaan pembangunan ditetapkan selama 25 bulan.

D. Tiga unit kapal induk perambuan, dengan nilai kontrak sebesar Rp369,6 miliar, dengan jangka waktu penyelesaian selama 660 hari kalender. 

Kapal-kapal baru ini diharapkan dapat mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan konektivitas antarpulau di daerah terpencil. Serta, untuk menjamin tersedianya kebutuhan bahan pokok dan tumbuhnya pusat-pusat perdagangan dan industri. 

Sedangkan pembangunan kapal induk perambuan adalah untuk mewujudkan keselamatan pelayaran di perairan Indonesia. 



"Kapal-kapal ini direncanakan untuk menunjang tugas Ditjen Perhubungan Laut di bidang kenavigasian seperti pemasangan dan pemeliharaan SBNP (Sarana Bantu Navigasi Pelayaran), mengantar gilir tugas dan perbekalan penjaga menara suar, serta dapat membantu tugas SAR dalam melakukan pencarian," kata Dirjen Hubla.

Ada pun spesifikasi kapal perintis dan kapal induk perambuan, yaitu :

A. Kapal perintis tipe 2.000 GT memiliki panjang ± 68,5 meter, lebar ± 14 meter, kecepatan 12 knot, dan kapasitas penumpang 566 orang.

B. Kapal perintis tipe 1.200 GT memiliki panjang ± 62,8 meter, lebar ± 12 meter, kecepatan 12 knot, dan kapasitas penumpang 400 orang.

C. Kapal perintis tipe 750 DWT memiliki panjang 58,5 meter, lebar 12 meter, kecepatan 12 knot, dan kapasitas penumpang 265 orang.

D. Kapal induk perambuan memiliki panjang 60 meter dengan kecepatan 12 knot.

"Sebelumnya, penandatanganan kontrak pembangunan kapal perintis dilaksanakan pada 23 Oktober 2015 dan 2 November 2015 yang lalu, sedangkan penandatanganan kontrak pembangunan kapal induk perambuan telah dilaksanakan pada 7 Oktober 2015," tambahnya. 

Sebagai informasi, peletakan Lunas merupakan awal dari konstruksi kapal, yang
biasanya diupacarakan karena merupakan hari kelahiran kapal, diawali dengan pembuatan rangka lunas kapal. Untuk kapal besi, pelaksanaan peletakan Lunas kapal ditandai dengan pengelasan pertama. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya