- Romys Binekasri
VIVA.co.id - Perusahaan di industri barang konsumsi PT Kino Indonesia Tbk hari ini resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten ke-18 tahun ini dengan kode saham KINO. Dengan pencatatan saham KINO, total emiten pasar modal menjelang akhir tahun ini berjumlah 521 emiten.
Dalam penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), perusahaan menawarkan sebanyak 228,5 juta saham dengan harga Rp3.800 per unit. Saham pendiri yang dicatatkan sebanyak 1,2 miliar saham. Jadi, total saham yang tercatat sebanyak 1,4 miliar saham.
Pada debutnya, harga saham KINO dibuka pada level Rp4.250 per unit atau naik Rp450 dari harga perdana. Saham perseroan sempat berada pada level tertinggi Rp4.300 dan terendah Rp4.200 per saham.
Saham KINO ditransaksikan sebanyak 132 kali dengan volume 17 ribu lot. Adapun nilai transaksinya mencapai Rp7,8 miliar.
"Kami berterima kasih kepada semua pihak hingga IPO Kino terlaksana dengan baik," kata Presiden Direktur Kino Indonesia, Harry Sanusi, di gedung BEI, Jumat, 11 Desember 2015.
Menurut Harry, industri consumer goods merupakan salah satu industri yang diharapkan bertahan di kala krisis. Selain itu, industri ini didorong sejumlah faktor yang menguntungkan, seperti jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa dan bertambahnya kelas menengah.
Dia menjelaskan, besarnya persentase usia produktif yang menjadi target pengguna produk perusahaan, juga jadi faktor pendorong.
Menurut dia, dari aksi korporasi tersebut, perseroan meraup dana segar sekira Rp868,5 miliar. Sementara itu, kapitalisasi pasar yang tercipta mencapai Rp5,4 triliun.
Dana hasil IPO rencananya akan digunakan sebanyak 27 persen untuk akuisisi merek dan atau pembelian aset. Kemudian, sebanyak 50 persen untuk belanja modal guna mendukung pertumbuhan organik. Sisanya, 23 persen untuk modal kerja perusahaan atau anak perusahaan.
Sebagai informasi, PT Kino Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang memproduksi barang-barang konsumsi. Saat ini, perseroan telah memproduksi barang konsumen sebanyak 664 item yang terdiri atas produk kecantikan, produk perawatan rumah tangga, perawatan bayi, dan minuman kemasan.
Sementara itu, laporan keuangan Kino Indonesia per 30 Juni 2015 tercatat aset mencapai Rp2,2 triliun. Total liabilitas mencapai Rp1,3 triliun dan ekuitas sebesar Rp827,8 miliar. Perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,7 triliun.