VIVAnews - Prinsip syariah di dunia internasional rupanya tidak dipegang teguh. Berdasarkan penilaian Accounting & Auditing Organization for Islamic Finance Instutions (AAOIFI), sebanyak 80 persen sukuk internasional tidak sesuai dengan prinsip syariah.
"Menurut AAOFI, 80 persen sukuk di dunia tidak patuh terhadap prinsip syariah," kata Kepala Biro Penelitian Pengembangan Pengaturan Perbankan Syariah Bank Indonesia Mulya E Siregar di Jakarta, Selasa 30 Juni 2009.
Dia menjelaskan pelaksanaan akad sukuk di luar negeri tidak sesuai dengan prinsip syariah, misalnya terkait dengan underlying asset (jaminan aset). "Itu berdasarkan pengamatan sukuk yang ada di Timur Tengah," katanya.
Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran akan produk yang aman dan sesuai prinsip syariah. Untuk itu saat ini dilakukan evaluasi agar produk syariah sesuai dengan prinsip syariah.
Pengembangan produk internasional sedikit banyak dipengaruhi oleh struktur atau bentuk Sharia Governance yang ada di dunia internasional. Pada umumnya hal itu dipegang oleh sharia boaeds/advisors masing-masing bank, dimana kepentingan bisnis lebih menonjol dibandingkan kepentingan sharia compliance. "Jika di Indonesia kan sesuai dengan ketentuan Dewan Syariah Nasional (DSN)-MUI," katanya.
Industri keuangan syariah global berkembang pesat. Pada akhir 2005 diperkirakan lebih 300 institusi keuangan syariah di lebih 75 negara mengelola aset US$ 700-1.000 miliar. Berdasarkan data The Islamic Banker London, diperkirakan lebih 250 lembaga mutual fund Syariah mengelola US$ 300 miliar aset.
Dari sisi inovasi produk dan ekspansi pasar, Indonesia masuk di kluster tiga, sejajar dengan Brunei, Afrika Selatan, Maroko, Turki dan Qatar. Posisi itu lebih rendah dibanding dengan Malaysia, Kuwait, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab dan Bahrain yang ada di Kluster empat.
Indonesia inovasi produk berjalan lambat karena lebih banyak produk tabungan dan deposito. Peningkatan inovasi bisa dilakukan dengan penerbitan real estate investment trusr (REITS). Sayangnya di Indonesia masih ada pajak dobel di industri keuangan syariah.
"Ada rezim pajak yang tidak akomodatif untuk syariah," katanya.
Namun karena ketertinggalan Indonesia itu membuat selamat pada saat kirisis global. Dari sisi keuangan industri syariah tidak terkena imbasnya, berbeda dengan di luar negeri.
Untuk itu Industri syariah di Indonesia memerlukan penguatan stabilitas sistem keuangan. Peningkatan tata kelola, sesuai dengan underlying transaksi.
VIVA.co.id
26 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Vivo V30 Pro, Smartphone Kamera ZEISS Ini Harganya Cuma Segini Sekarang! Diskon Rp 1,6 Juta!
Gadget
13 menit lalu
Vivo V30 Pro, smartphone yang menawan dengan kamera ZEISS dan performa tangguh, kini hadir dengan harga yang lebih terjangkau. Cek harga terbarunya sekarang!
Jelang Babak Kedua, Indonesia Unggul 2-1, Rafael Struick Sendirian di Kandang Lawan
Banyuwangi
29 menit lalu
Indonesia dan Korea Selatan berduel di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar pada Jumat, 26 April 2024 Dini Hari.
Pertandingan yang kick off pada pukul 00:30 WIB
Rekomendasi 6 Smartphone Infinix dengan Kamera 108 MP Terbaik
Gadget
sekitar 1 jam lalu
Memiliki smartphone dengan kamera berkualitas tinggi bukan lagi hal yang mewah. Berikut Rekomendasi 6 Smartphone Infinix dengan Kamera 108 MP terbaik saat ini.
15 Menit Kick Off, Indonesia Cetak Gol 1 - 0
Banyuwangi
sekitar 1 jam lalu
Indonesia dan Korea Selatan berduel di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar pada Jumat, 26 April 2024 Dini Hari.
Pertandingan yang kick off pada pukul 00:30 WIB
Selengkapnya
Isu Terkini