2016, Banyu Urip Penuhi 20 Persen Target Produksi Minyak

Seorang petugas berjaga di lapangan minyak Blok Cepu di Desa Gayam, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jatim
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo
VIVA.co.id
Bakrie Dapat Proyek Rp1,4 Triliun di Blok Madura
- Produksi minyak Lapangan Banyu Urip, Bojonegoro, Jawa Timur, meningkat secara bertahap. Peningkatan ini terjadi seiring dengan dimulainya produksi dari Central Processing Facility (CPF).

Sunat APBN, Proyek Infrastruktur Migas Ditunda Tahun Depan
"Produksi minyak ini meningkat secara bertahap lebih dari minyak 130 ribu barel per hari (bph)," kata Project Executive ExxonMobil Cepu Limited, Dan Wiecyinski, di Bojonegoro, Jawa Tengah, dikutip dalam keterangannya, Senin 14 Desember 2015.

Beredar Kabar, Kepala SKK Migas Akan Diganti
Dan mengatakan di Lapangan Banyu Urip terdapat 45 sumur yang berproduksi dari tiga tapak sumur, satu fasilitas pemrosesan pusat, jalur pipa darat dan lepas pantai sepanjang 95 km, dan satu kapal tangki penyimpanan dan alir muat serta fasilitas bongkar-muat kapal di laut Jawa.

Lapangan Banyu Urip diharapkan dapat menghasilkan 450 juta barrel minyak selama masa operasi proyek. ExxonMobil yang bermitra dengan PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dan Badan Kerja Sama Blok Cepu (BKS), memulai produksi dari Banyu Urip sejak akhir tahun 2008 dengan peningkatan output bertahap seiring dengan bertambahnya fasilitas pengoperasian  di 2014 dan 2015. 

Lapangan Banyu Urip merupakan proyek minyak terbesar di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir, dan pada puncak produksinya akan menghasilkan sekitar 20 persen dari target produksi minyak nasional 2016. 

"Proyek ini mencerminkan keahlian manajemen proyek yang melibatkan semua pihak termasuk  Satuan Khusus Unit Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), ExxonMobil, pemerintah daerah,  para pemasok, dan badan-badan usaha lokal yang masing-masing telah menunjukkan kapabilitasnya,” lanjut Wiecyinski.

Lapangan Banyu Urip telah dibangun oleh lima konsorsium kontraktor yang dipimpin oleh perusahaan nasional, dan mempekerjakan 17.000 pekerja lokal dan nasional pada titik puncak kegiatannya, atau 95 persen dari keseluruhan tenaga kerja proyek. 

Pembangunan fasilitas produksi Banyu Urip melibatkan lebih dari 460 subkontraktor Indonesia, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kapasitas nasional.

"Banyu Urip membantu memaksimalkan nilai sumber energi Indonesia dan menciptakan manfaat yang signifikan dan berkelanjutan," kata Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi.

Sekadar informasi, ExxonMobil Cepu Limited sebagai operator memiliki penyertaan saham sebesar 45 persen di Lapangan Banyu Urip, PT. Pertamina EP Cepu memiliki 45 persen, serta empat Badan Usaha Milik Daerah, yaitu PT. Blora Patragas Hulu, PT. Petrogas Jatim Utama Cendana, PT. Asri Darma Sejahtera, dan PT. Sarana Patra Hulu Cepu memiliki 10 persen. 

Kontraktor Kontrak Kerja Sama atau KKKS adalah kontraktor yang mengelola Wilayah Kerja (WK) Perminyakan milik negara. Dalam menjalankan kegiatannya KKKS berada di bawah pengawasan dan Pengendalian SKK Migas.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya